Badung (Antara Bali) - Sejarawan asal Belanda Prof Henk Schulte mengagumi kinerja Pemerintah Kabupaten Badung dalam melestarikan Pura Taman Ayun sehingga mampu menarik kunjungan wisatawan ke daerah terkaya di Provinsi Bali itu.
"Keindahan Pura Taman Ayun saat ini sangat jauh berbeda dibadingkan dulu. Namun arsitekturnya tidak ada yang berubah sehingga masih tetap terlihat indah," katanya di sela-sela melakukan kunjungan di Pura Taman Ayun di Mengwi bersama Bupati Badung Anak Agung Gde Agung, Minggu.
Henk yang pernah menulis buku The Spell of Power: A History of Balinese Politics 1650-1940" terbitan 1997 dengan fokus Kerajaan Mengwi itu menilai Pura Taman Ayun merupakan sumber sejarah yang tidak pernah bisa habis untuk disimak. "Pura ini seperti sebuah buku yang selalu menarik untuk dibaca, ditafsirkan, dan diberikan makna sesuai dengan perkembangan zamannya," ujarnya.
Ia mengaku dalam kunjungannya ke Badung itu seperti kembali ke rumahnya sendiri sebab dia pernah melakukan penelitian yang cukup lama di Bali.
Selama di Bali dia juga akan tampil dalam seminar Benteng Terbuka dengan tema Masa Depan Pariwisata Bali yang digelar pada Senin (26/5) di kampus Universitas Udayana Denpasar.
Sementara itu, Bupati Badung Anak Agung Gde Agung akan berusaha untuk melestarikan Pura Taman Ayun.
"Renovasi kami lakukan sesuai dengan prinsip-prinsip konservasi dan struktur gaya arsitektur asal dan sedapat mungkin menggunakan materi yang serupa," ujarnya.
Pada kunjungan tersebut, Gde Agung yang juga tokoh Puri Mengwi mengajak Henk untuk melihat dari dekat struktur dan aristektur wantilan pura yang baru selesai direnovasi.
Pada halaman tengah wantilan terdapat diorama tajen (sabung ayam) dan "pekembar" (orang memegang ayam) untuk melukiskan salah satu fungsi wantilan pada masa lalu.
Setelah sempat masuk ke dalam utama mandala pura, rombongan diajak untuk melihat hutan tanaman langka di belakang pura. Sekitar lebih dari 100 jenis tanaman yang mulai langka terdapat di tempat itu.
Menurut Gde Agung, Pura Taman Ayun memiliki fungsi sosial ekonomis dan religius karena selain sebagai pusat persembahyangan, Pura Taman Ayun juga menjadi daya tarik wisata budaya di Bali.
Sejak menjadi warisan budaya dunia UNESCO kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara terus meningkat. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Keindahan Pura Taman Ayun saat ini sangat jauh berbeda dibadingkan dulu. Namun arsitekturnya tidak ada yang berubah sehingga masih tetap terlihat indah," katanya di sela-sela melakukan kunjungan di Pura Taman Ayun di Mengwi bersama Bupati Badung Anak Agung Gde Agung, Minggu.
Henk yang pernah menulis buku The Spell of Power: A History of Balinese Politics 1650-1940" terbitan 1997 dengan fokus Kerajaan Mengwi itu menilai Pura Taman Ayun merupakan sumber sejarah yang tidak pernah bisa habis untuk disimak. "Pura ini seperti sebuah buku yang selalu menarik untuk dibaca, ditafsirkan, dan diberikan makna sesuai dengan perkembangan zamannya," ujarnya.
Ia mengaku dalam kunjungannya ke Badung itu seperti kembali ke rumahnya sendiri sebab dia pernah melakukan penelitian yang cukup lama di Bali.
Selama di Bali dia juga akan tampil dalam seminar Benteng Terbuka dengan tema Masa Depan Pariwisata Bali yang digelar pada Senin (26/5) di kampus Universitas Udayana Denpasar.
Sementara itu, Bupati Badung Anak Agung Gde Agung akan berusaha untuk melestarikan Pura Taman Ayun.
"Renovasi kami lakukan sesuai dengan prinsip-prinsip konservasi dan struktur gaya arsitektur asal dan sedapat mungkin menggunakan materi yang serupa," ujarnya.
Pada kunjungan tersebut, Gde Agung yang juga tokoh Puri Mengwi mengajak Henk untuk melihat dari dekat struktur dan aristektur wantilan pura yang baru selesai direnovasi.
Pada halaman tengah wantilan terdapat diorama tajen (sabung ayam) dan "pekembar" (orang memegang ayam) untuk melukiskan salah satu fungsi wantilan pada masa lalu.
Setelah sempat masuk ke dalam utama mandala pura, rombongan diajak untuk melihat hutan tanaman langka di belakang pura. Sekitar lebih dari 100 jenis tanaman yang mulai langka terdapat di tempat itu.
Menurut Gde Agung, Pura Taman Ayun memiliki fungsi sosial ekonomis dan religius karena selain sebagai pusat persembahyangan, Pura Taman Ayun juga menjadi daya tarik wisata budaya di Bali.
Sejak menjadi warisan budaya dunia UNESCO kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara terus meningkat. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014