Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp 287,99 miliar untuk melaksanakan berbagai program pembangunan di sektor pertanian di Bali dalam tahun 2014.
"Dana tersebut bersumber dari APBD Bali Rp 97,57 miliar dan pemerintah pusat (APBN) sebesar Rp190,42 miliar," kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, alokasi dana untuk sektor pertanian itu cukup besar artinya dibanding total APBD Bali sebesar Rp4,4 triliun.
Data dari Bappeda setempat menunjukkan, pagu anggaran untuk bidang pertanian dan ketahanan pangan itu meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Anggaran untuk pembangunan tersebut tersebar pada sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) antara lain Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kebudayaan, Dinas Perkebunan, Dinas Peternakan dan BPMPD.
Ketut Teneng menambahkan, alokasi dana itu antara lain diarahkan untuk menambah sistem pertanian terintegrasi (Simantri), bantuan hibah peningkatan dan pengembangan prasarana dan sarana perdesaan, khususnya dalam lingkungan subak.
Selain itu untuk bantuan bagi 1.437 subak pertanian di lahan basah dan 1.092 subak abian (lahan kering) tersebar di delapan kabupaten dan satu kota di Bali.
Selain itu untuk subdisi pupuk organik sebanyak 10.000 ton, kegiatan infrastruktur irigasi, dan kegiatan lainnya untuk memudahkan petani.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardana menambahkan, produktivitas tanaman padi di Bali rata-rata 58,60 kuintal gabah kering panen (GKP) selama tahun 2013, melebihi produksi rata-rata tingkat nasional.
Produksi rata-rata per satuan hektare itu meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 58.09 kuintal GKP. Bali hingga kini memiliki lahan sawah seluas 81.625 hektare atau 14,53 persen dari luas daratan Pulau Dewata.
Lahan sawah tersebut sebagian besar masih berpengairan setengah teknis (90,25 persen), sisanya irigasi sederhana, irigasi desa (non pekerjaan umum) dan sawah tadah hujan.
Wisnuardana menambahkan, pihaknya dalam tahun 2014 menargetkan produksi padi sebanyak 871.668 ton gabah kering giling (KGK), meningkat dari realiasi 2013 yang tercatat 881.175 ton.
Kondisi itu juga mengalami peningkatan dibanding produksi tahun 2012 yang tercatat 865.554 ton GKG.
Dua kali penanaman padi setiap tahun panen rata-rata seluas 150.741 hektare. Meskipun kebutuhan masyarakat Bali termasuk wisatawan terus meningkat, namun produksi itu masih mampu memenuhi kebutuhan domestik.
Kebutuhan konsumsi beras masyarakat Bali setiap tahunnya sekitar 451.327 ton atau rata-rata 130 kg perkapita per tahun, sehingga dari produksi itu masih ada kelebihan produksi beras (swasembada) sebanyak 47.974 ton.
Berdasarkan perhitungan selama tiga tahun terakhir periode 2009-2011 terdapat surplus beras 58.822 ton, Ida Bagus Wisnuardana. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Dana tersebut bersumber dari APBD Bali Rp 97,57 miliar dan pemerintah pusat (APBN) sebesar Rp190,42 miliar," kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, alokasi dana untuk sektor pertanian itu cukup besar artinya dibanding total APBD Bali sebesar Rp4,4 triliun.
Data dari Bappeda setempat menunjukkan, pagu anggaran untuk bidang pertanian dan ketahanan pangan itu meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Anggaran untuk pembangunan tersebut tersebar pada sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) antara lain Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kebudayaan, Dinas Perkebunan, Dinas Peternakan dan BPMPD.
Ketut Teneng menambahkan, alokasi dana itu antara lain diarahkan untuk menambah sistem pertanian terintegrasi (Simantri), bantuan hibah peningkatan dan pengembangan prasarana dan sarana perdesaan, khususnya dalam lingkungan subak.
Selain itu untuk bantuan bagi 1.437 subak pertanian di lahan basah dan 1.092 subak abian (lahan kering) tersebar di delapan kabupaten dan satu kota di Bali.
Selain itu untuk subdisi pupuk organik sebanyak 10.000 ton, kegiatan infrastruktur irigasi, dan kegiatan lainnya untuk memudahkan petani.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardana menambahkan, produktivitas tanaman padi di Bali rata-rata 58,60 kuintal gabah kering panen (GKP) selama tahun 2013, melebihi produksi rata-rata tingkat nasional.
Produksi rata-rata per satuan hektare itu meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 58.09 kuintal GKP. Bali hingga kini memiliki lahan sawah seluas 81.625 hektare atau 14,53 persen dari luas daratan Pulau Dewata.
Lahan sawah tersebut sebagian besar masih berpengairan setengah teknis (90,25 persen), sisanya irigasi sederhana, irigasi desa (non pekerjaan umum) dan sawah tadah hujan.
Wisnuardana menambahkan, pihaknya dalam tahun 2014 menargetkan produksi padi sebanyak 871.668 ton gabah kering giling (KGK), meningkat dari realiasi 2013 yang tercatat 881.175 ton.
Kondisi itu juga mengalami peningkatan dibanding produksi tahun 2012 yang tercatat 865.554 ton GKG.
Dua kali penanaman padi setiap tahun panen rata-rata seluas 150.741 hektare. Meskipun kebutuhan masyarakat Bali termasuk wisatawan terus meningkat, namun produksi itu masih mampu memenuhi kebutuhan domestik.
Kebutuhan konsumsi beras masyarakat Bali setiap tahunnya sekitar 451.327 ton atau rata-rata 130 kg perkapita per tahun, sehingga dari produksi itu masih ada kelebihan produksi beras (swasembada) sebanyak 47.974 ton.
Berdasarkan perhitungan selama tiga tahun terakhir periode 2009-2011 terdapat surplus beras 58.822 ton, Ida Bagus Wisnuardana. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014