Gianyar (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali, berhasil meraih penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri karena keberhasilannya dalam mengembangkan program Tanaman Obat Keluarga (Toga) di Desa Singakerta.
Penghargaan Pakarti Madya II dari Kemendagri itu diterima Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Gianyar Surya Adnyani Mahayastra di Jakarta, Jumat.
Menurut istri Wakil Bupati Gianyar Putu Agus Mahayastra itu penghargaan tersebut dalam rangkaian peringatan Bulan Bakti Gotong Masyarakat XI dan Hari Kesatuan Gerak PKK ke-42.
Desa Singarta, Kecamatan Ubud, membawahi 14 dusun adat atau banjar. Setiap banjar memiliki enam kelompok Toga. "Dari kelompok tersebut, setiap keluarga memanfaatkan Toga sebagai industri rumah tangga," katanya.
Adnyani menjelaskan bahwa pada saat penilaian, pihaknya menunjuk Puri Damai di Banjar Tunon yang memiliki 582 jenis Toga sebagai rumah percontohan.
Ia menganggap keberhasilan para kader Toga di Desa Singakerta menghadapi tidak terlepas dari pembinaan secara intensif pengurus PKK.
"Kader kami harus menguasai manfaat dari masing-masing tanaman. Jangan sampai kader tahu itu tanaman obat, tapi tidak tahun manfaatnya untuk jenis penyakit apa," ujarnya. (ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Penghargaan Pakarti Madya II dari Kemendagri itu diterima Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Gianyar Surya Adnyani Mahayastra di Jakarta, Jumat.
Menurut istri Wakil Bupati Gianyar Putu Agus Mahayastra itu penghargaan tersebut dalam rangkaian peringatan Bulan Bakti Gotong Masyarakat XI dan Hari Kesatuan Gerak PKK ke-42.
Desa Singarta, Kecamatan Ubud, membawahi 14 dusun adat atau banjar. Setiap banjar memiliki enam kelompok Toga. "Dari kelompok tersebut, setiap keluarga memanfaatkan Toga sebagai industri rumah tangga," katanya.
Adnyani menjelaskan bahwa pada saat penilaian, pihaknya menunjuk Puri Damai di Banjar Tunon yang memiliki 582 jenis Toga sebagai rumah percontohan.
Ia menganggap keberhasilan para kader Toga di Desa Singakerta menghadapi tidak terlepas dari pembinaan secara intensif pengurus PKK.
"Kader kami harus menguasai manfaat dari masing-masing tanaman. Jangan sampai kader tahu itu tanaman obat, tapi tidak tahun manfaatnya untuk jenis penyakit apa," ujarnya. (ADT)
Editor : I Nyoman Aditya T I
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014