Denpasar (Antara Bali) - Seniman serba bisa Made Wianta bersama sejumlah seniman dari Indonesia mendapat kesempatan untuk menggelar pameran di Singapura.
"Pameran dalam memeriahkan pembukaan cabang Mizuma Gallery, sebuah galeri kontemporer terkemuka di Jepang yang membuka cabang di Singapura berlangsung mulai Sabtu (10/5)," kata Made Wianta dalam keterangan persnya di Denpasar, Jumat.
Pada pameran bertemakan "Fermented in Indonesia" menampilkan sejumlah karya yang mampu mewakili kekhasan karakter seni rupa kontemporer Indonesia.
Keikutsertaan seniman Indonesia dalam pameran bertaraf internasional itu untuk memberikan gambaran umum yang lebih komprehensif tentang keberadaan dan perkembangan seni rupa kontemporer nusantara.
Perupa Made Wianta menjelaskan bahwa seni rupa kontemporer Indonesia sangat diperhitungkan dan mendapat tempat terhormat di jagat seni rupa regional Asia Tenggara.
Perkembangan seni rupa regional kini sangat bergairah dengan tumbuhnya sejumlah ruang pamer baru bergengsi di seperti di kawasan Gillman Barracks Singapura.
"Belum lagi biennale, art fair, dan aktivitas pameran seni rupa berskala internasional di Asia yang menyertakan para seniman dari Indonesia," tutur Wianta.
Pada pameran di Singapura kali ini dalam waktu yang bersamaan juga digelar pameran Prakarsa Seni Global Guggenheim UBS MAP yang diharapkan mampu menyedot perhatian penggemar seni rupa dari berbagai negara.
Ia mengharapkan kegairahan semacam itu juga tumbuh di Bali yang juga memiliki sejumlah ruang bagi aktivitas seni rupa.
Yang lebih penting dan strategis bagaimana infrastruktur seni rupa mampu menciptakan iklim yang baik bagi pengembangan seni, kreativitas seniman, dan pasar yang kondusif.
"Kondisi seperti itu sangat diharapkan para perupa termasuk membuka peluang bagi generasi muda untuk berkiprah lebih maju lagi," ujar Wianta.
Ia memiliki obsesi untuk menggelar proyek seni berskala besar yang mengeksplorasi gagasan tentang zaman keemasan rempah-rempah.
Untuk itu pihaknya telah menyiapkan "Run to Manhattan", sebuah refleksi historis kejayaan nusantara dalam perdagangan global. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Pameran dalam memeriahkan pembukaan cabang Mizuma Gallery, sebuah galeri kontemporer terkemuka di Jepang yang membuka cabang di Singapura berlangsung mulai Sabtu (10/5)," kata Made Wianta dalam keterangan persnya di Denpasar, Jumat.
Pada pameran bertemakan "Fermented in Indonesia" menampilkan sejumlah karya yang mampu mewakili kekhasan karakter seni rupa kontemporer Indonesia.
Keikutsertaan seniman Indonesia dalam pameran bertaraf internasional itu untuk memberikan gambaran umum yang lebih komprehensif tentang keberadaan dan perkembangan seni rupa kontemporer nusantara.
Perupa Made Wianta menjelaskan bahwa seni rupa kontemporer Indonesia sangat diperhitungkan dan mendapat tempat terhormat di jagat seni rupa regional Asia Tenggara.
Perkembangan seni rupa regional kini sangat bergairah dengan tumbuhnya sejumlah ruang pamer baru bergengsi di seperti di kawasan Gillman Barracks Singapura.
"Belum lagi biennale, art fair, dan aktivitas pameran seni rupa berskala internasional di Asia yang menyertakan para seniman dari Indonesia," tutur Wianta.
Pada pameran di Singapura kali ini dalam waktu yang bersamaan juga digelar pameran Prakarsa Seni Global Guggenheim UBS MAP yang diharapkan mampu menyedot perhatian penggemar seni rupa dari berbagai negara.
Ia mengharapkan kegairahan semacam itu juga tumbuh di Bali yang juga memiliki sejumlah ruang bagi aktivitas seni rupa.
Yang lebih penting dan strategis bagaimana infrastruktur seni rupa mampu menciptakan iklim yang baik bagi pengembangan seni, kreativitas seniman, dan pasar yang kondusif.
"Kondisi seperti itu sangat diharapkan para perupa termasuk membuka peluang bagi generasi muda untuk berkiprah lebih maju lagi," ujar Wianta.
Ia memiliki obsesi untuk menggelar proyek seni berskala besar yang mengeksplorasi gagasan tentang zaman keemasan rempah-rempah.
Untuk itu pihaknya telah menyiapkan "Run to Manhattan", sebuah refleksi historis kejayaan nusantara dalam perdagangan global. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014