Denpasar (Antara Bali) - Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bali Nyoman Parta menganggap ujian nasional masih membuat siswa merasa cemas seperti tragedi bunuh dirinya siswa kelas III SMP di Kabupaten Tabanan setelah melaksanakan UN Matematika, Selasa (5/5).

"Saya masih melihat di lapangan para siswa-siswi menghadapi UN dengan cemas. Mereka dihantui ketidaklulusan ," katanya di Denpasar, Rabu.

Selain siswa, kecemasan juga melanda tenaga pendidik dan orang tua. "Secara tidak langsung UN ini telah membuat kecemasan dan keresahan massal di kalangan siswa, orang tua, guru dan pihak sekolah bahkan bupati, wali kota, dan gubernur. Semua membangun kecemasan tentang UN dan bisa jadi bagi sebagian kalangan UN ini dianggap seperti predator. Ironisnya, kecemasan ini berujung pada hal tragis dan ironis yakni ada siswi gantung diri di Kabupaten Tabanan karena khawatir tak lulus UN," kata Parta.

Selain itu, kata politikus PDIP asal Gianyar itu, orang tua tidak semuanya memiliki pemahaman yang utuh tentang UN dan bagaimana menyikapi UN serta bagaimana agar tidak malah memicu anaknya terjebak dalam kecemasan dan ketakutan tidak lulus sekolah.

Dikatakan selama ini kontroversi seputar UN terus bergulir. Desakan agar UN dihapus juga terus disuarakan sejumlah elemen peduli pendidikan. Pelaksanaan UN pun pernah digugat di Pengadilan Tinggi Jakarta dan juga ke MK (Mahkamah Konstitusi). (M038)

Pewarta: Oleh I Komang Suparta

Editor : M. Irfan Ilmie


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014