Nusa Dua (Antara Bali) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara resmi membuka Konferensi "Open Government Partnership" Regional Asia Pasifik di Bali Nusa Dua Convention Center, Selasa.
Presiden Yudhoyono dalam sambutan pembukaannya mengatakan Indonesia mendukung peran negara-negara kawasan Asia Pasifik untuk bisa bergabung dalam gerakan OGP yang mendorong keterbukaan dan transparansi demi terciptanya pemerintahan yang efektif.
"Partisipasi negara-negara Asia Pasifik dalam gerakan OGP belum meningkat. Hanya 10 negara Asia Pasifik yang merupakan anggota OGP. Kami ingin lebih banyak negara yang bergabung dalam gerakan ini, sehingga suara kita cukup terwakili dalam OGP," katanya.
Peran Asia Pasifik, lanjutnya, penting karena kekuatan terbesar gerakan OGP terletak pada fungsinya memfasilitasi pertukaran ide, pembelajaran dan pengalaman dalam tata kelola pemerintahan yang baik dan terbuka.
"Saya percaya peran kawasan ini penting dalam mempromosikan OGP. Saya yakin Asia Pasifik akan menjadi mesin pertumbuhan global. Bersama, kita mendeklarasikan masa depan Asia Pasifik yang makmur, stabil, dinamis, inklusif dan menatap ke depan," ujarnya.
Konferensi OGP 2014 mengangkat tema "Membuka Keterbukaan Inovatif: Mendorong Keterlibatan Masyarakat yang Lebih Luas".
Konferensi untuk mendorong memacu potensi baru, dan memperkuat upaya mendukung pemerintahan yang baik dan partisipasi publik itu berlangsung 6-7 Mei 2014.
Ketua Pengarah Konferensi OGP Regional Asia Pasifik Kuntoro Mangkusubroto mengatakan Indonesia mendukung keterbukaan di kawasan Asia Pasifik sebagai upaya pembentukan tata kelola pemerintahan yang baik demi terciptanya kerja sama regional.
"Sebagai penyelenggara OGP, Indonesia melihat peluang besar tumbuhnya keterbukaan di Asia Pasifik. Di kawasan ini, tata kelola yang baik dibutuhkan untuk membangun kerja sama regional yang lebih inklusif," kata Kuntoro.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Presiden Yudhoyono dalam sambutan pembukaannya mengatakan Indonesia mendukung peran negara-negara kawasan Asia Pasifik untuk bisa bergabung dalam gerakan OGP yang mendorong keterbukaan dan transparansi demi terciptanya pemerintahan yang efektif.
"Partisipasi negara-negara Asia Pasifik dalam gerakan OGP belum meningkat. Hanya 10 negara Asia Pasifik yang merupakan anggota OGP. Kami ingin lebih banyak negara yang bergabung dalam gerakan ini, sehingga suara kita cukup terwakili dalam OGP," katanya.
Peran Asia Pasifik, lanjutnya, penting karena kekuatan terbesar gerakan OGP terletak pada fungsinya memfasilitasi pertukaran ide, pembelajaran dan pengalaman dalam tata kelola pemerintahan yang baik dan terbuka.
"Saya percaya peran kawasan ini penting dalam mempromosikan OGP. Saya yakin Asia Pasifik akan menjadi mesin pertumbuhan global. Bersama, kita mendeklarasikan masa depan Asia Pasifik yang makmur, stabil, dinamis, inklusif dan menatap ke depan," ujarnya.
Konferensi OGP 2014 mengangkat tema "Membuka Keterbukaan Inovatif: Mendorong Keterlibatan Masyarakat yang Lebih Luas".
Konferensi untuk mendorong memacu potensi baru, dan memperkuat upaya mendukung pemerintahan yang baik dan partisipasi publik itu berlangsung 6-7 Mei 2014.
Ketua Pengarah Konferensi OGP Regional Asia Pasifik Kuntoro Mangkusubroto mengatakan Indonesia mendukung keterbukaan di kawasan Asia Pasifik sebagai upaya pembentukan tata kelola pemerintahan yang baik demi terciptanya kerja sama regional.
"Sebagai penyelenggara OGP, Indonesia melihat peluang besar tumbuhnya keterbukaan di Asia Pasifik. Di kawasan ini, tata kelola yang baik dibutuhkan untuk membangun kerja sama regional yang lebih inklusif," kata Kuntoro.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014