Jakarta (Antara Bali) - Laut asam-- fenomena laut menjadi lebih asam karena menyerap banyak karbon dioksida dari atmosfer--, bisa menyebabkan cangkakng siput laut rusak.
Peneliti di National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mengidentifikasi bukti pertama dari masalah ini di pantai barat Amerika Serikat.
Menurut mereka, jumlah siput laut yang terdampak pengasaman laut meningkat sejak Revolusi Industri. Air laut diproyeksikan 70 persen lebih asam pada tahun 2050, jumlah siput yang rusak pun bisa bertambah jadi tiga kali lipat.
"Menghilangnya cangkang pteropod menujukkan bahwa pengasaman dapat berdampak pada ekosistem laut yang lebih besar," kata Nina Bednarsek, peneliti di NOAA Pacific Marine Environmental Laboratory di Seattle, seperti dikutip dari Live Science.
"Air di dekat pantai ini adalah habitat penting bagi keragaman spesies laut, termasuk ikan bernilai ekonomis yang menyokong perekonomian pantai dan menjadi makanan kita," tambahnya.
Pteropod umumnya tumbuh sekitar 1,27 centimeter dan dapat ditemukan di laut mana saja di seluruh dunia. Mereka merupakan makanan bagi salmon merah jambu, makarel, dan haring.
Pengasaman merusak karang, kerang, tiram, dan makhluk laut kecil lainnya dalam jangka panjang.
"Kami tidak menyangka ptereopod terdampak sejauh ini selama beberapa dekade," kata William Peterson, ahli laut di NOAA Northwest Fisheries Science Center.
Para peneliti mengambil sampel air laut di pantai barat AS dan menemukan persentase yang tinggi ptereopod dengan cangkang yang menghilang dari utara Washington hingga California tengah. 53 sampel ptereopod rusak berat.
"Pengasaman laut dapat berdampak pada ekosistem dan dapat mengancam keberlangsungan sumber daya laut," kata Libby Jewett, direktur NOAA Ocean Acidification Program.
"Penelitian tentang perkembangan dan dampak pengasaman laut sangat penting untuk memahami konsekuensi dari pembakaran bahan bakar fosil," tambahnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Peneliti di National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mengidentifikasi bukti pertama dari masalah ini di pantai barat Amerika Serikat.
Menurut mereka, jumlah siput laut yang terdampak pengasaman laut meningkat sejak Revolusi Industri. Air laut diproyeksikan 70 persen lebih asam pada tahun 2050, jumlah siput yang rusak pun bisa bertambah jadi tiga kali lipat.
"Menghilangnya cangkang pteropod menujukkan bahwa pengasaman dapat berdampak pada ekosistem laut yang lebih besar," kata Nina Bednarsek, peneliti di NOAA Pacific Marine Environmental Laboratory di Seattle, seperti dikutip dari Live Science.
"Air di dekat pantai ini adalah habitat penting bagi keragaman spesies laut, termasuk ikan bernilai ekonomis yang menyokong perekonomian pantai dan menjadi makanan kita," tambahnya.
Pteropod umumnya tumbuh sekitar 1,27 centimeter dan dapat ditemukan di laut mana saja di seluruh dunia. Mereka merupakan makanan bagi salmon merah jambu, makarel, dan haring.
Pengasaman merusak karang, kerang, tiram, dan makhluk laut kecil lainnya dalam jangka panjang.
"Kami tidak menyangka ptereopod terdampak sejauh ini selama beberapa dekade," kata William Peterson, ahli laut di NOAA Northwest Fisheries Science Center.
Para peneliti mengambil sampel air laut di pantai barat AS dan menemukan persentase yang tinggi ptereopod dengan cangkang yang menghilang dari utara Washington hingga California tengah. 53 sampel ptereopod rusak berat.
"Pengasaman laut dapat berdampak pada ekosistem dan dapat mengancam keberlangsungan sumber daya laut," kata Libby Jewett, direktur NOAA Ocean Acidification Program.
"Penelitian tentang perkembangan dan dampak pengasaman laut sangat penting untuk memahami konsekuensi dari pembakaran bahan bakar fosil," tambahnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014