Denpasar (Antara Bali) - Sekolah Tinggi Pariwisata se-Indonesia menyusun kurikulum pendidikan pariwisata sebagai upaya menyamakan persepsi dalam proses belajar mengajar di pendidikan tinggi tersebut.
"Penyusunan kurikulum kuliah pariwisata ini bertujuan mencapai kesamaan di dalam proses belajar mengajar sekolah pariwisata di Tanah Air," kata Ketua STP Nusa Dua, Bali, Dewa Gede Ngurah Byomantara, di Nusa Dua, Bali, Selasa.
Selama ini, katanya, masing-masing sekolah tinggi menyelenggarakan mata kuliah pariwisata dengan cakupan penyusunan materi yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, katanya, melalui lokakarya penyusunan kurikulum pariwisata tersebut, ke depan untuk semua Sekolah Tinggi Pariwisata di Indonesia akan sama.
"Memang dalam penyusunan kurikulum ini diharapkan dari 100 persen materi kuliah tersebut, di antaranya 50 persen materinya sama sesuai dengan kurikulum yang disusun kali ini, dan 50 persen tetap mengandung materi muatan lokal," ujarnya.
Byomantara mengatakan proses penyusunan kurikulum tersebut sebelumnya sudah melalui pertemuan di Jakarta dan Yogyakarta.
"Pertemuan tim penyusun kurikulum di Bali adalah yang terakhir dan selanjutnya akan diserahkan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional," kata pria berasal dari Kabupaten Klungkung itu.
Ia menjelaskan setelah dilakukan penetapan di Dirjen Dikti, diharapkan diterapkan mulai Tahun Ajaran 2014/2015.
"Kita berharap hasil penggodokan kurikulum pariwisata ini bisa diterapkan tahun ini. Namun kalau memang masih perlu dibahas di Dirjen Dikti, berarti kurikulum tersebut baru bisa diterapkan tahun depan," katanya.
Kegiatan Lokakarya Penyusunan Kurikulum Pariwisata yang diselenggarakan dua hari, hingga Selasa (29/4) tersebut, diikuti perwakilan 26 sekolah tinggi atau perguruan tinggi dari swasta dan negeri. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Penyusunan kurikulum kuliah pariwisata ini bertujuan mencapai kesamaan di dalam proses belajar mengajar sekolah pariwisata di Tanah Air," kata Ketua STP Nusa Dua, Bali, Dewa Gede Ngurah Byomantara, di Nusa Dua, Bali, Selasa.
Selama ini, katanya, masing-masing sekolah tinggi menyelenggarakan mata kuliah pariwisata dengan cakupan penyusunan materi yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, katanya, melalui lokakarya penyusunan kurikulum pariwisata tersebut, ke depan untuk semua Sekolah Tinggi Pariwisata di Indonesia akan sama.
"Memang dalam penyusunan kurikulum ini diharapkan dari 100 persen materi kuliah tersebut, di antaranya 50 persen materinya sama sesuai dengan kurikulum yang disusun kali ini, dan 50 persen tetap mengandung materi muatan lokal," ujarnya.
Byomantara mengatakan proses penyusunan kurikulum tersebut sebelumnya sudah melalui pertemuan di Jakarta dan Yogyakarta.
"Pertemuan tim penyusun kurikulum di Bali adalah yang terakhir dan selanjutnya akan diserahkan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional," kata pria berasal dari Kabupaten Klungkung itu.
Ia menjelaskan setelah dilakukan penetapan di Dirjen Dikti, diharapkan diterapkan mulai Tahun Ajaran 2014/2015.
"Kita berharap hasil penggodokan kurikulum pariwisata ini bisa diterapkan tahun ini. Namun kalau memang masih perlu dibahas di Dirjen Dikti, berarti kurikulum tersebut baru bisa diterapkan tahun depan," katanya.
Kegiatan Lokakarya Penyusunan Kurikulum Pariwisata yang diselenggarakan dua hari, hingga Selasa (29/4) tersebut, diikuti perwakilan 26 sekolah tinggi atau perguruan tinggi dari swasta dan negeri. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014