London (Antara Bali) - Paduan suara mahasiswa Agria Swara Institut Pertanian Bogor (PSM
IPB) berhasil membawa pulang penghargaan juara tiga choir mixte (koor
campuran) pada 50th Montreaux Choral Festival yang berlangsung di
auditorium Stravinski Montreaux, Swiss.
Tidak hanya ketika bertanding, bahkan ketika berlatih pun, paduan suara yang dipimpin sang maestro Alvin Zainullah mengundang decak kagum dan apresiasi dari warga kota di pinggiran danau Jenewa tersebut, demikian Pensosbud KBRI Bern, Oktavia Maludi kepada Antara London, Senin.
Apalagi ketika lagu marencong-rencong dinyanyikan. lagu asal Sulawesi Selatan tersebut dibawakan dengan genit namun manis dan sesekali mengejutkan penonton. Latihan sengaja digelar di ruang terbuka, seperti di pinggiran danau, Istana Chilllon, atau alun-alun kota Montreaux.
Tujuannya bukan hanya untuk melatih ketahanan vokal, namun yang paling utama menunjukan paduan suara Indonesia eksis di dunia internasional. Persaingan untuk merebut juara pada 50th MCF ini dirasa cukup berat karena PSM IPB harus bersaing dengan 13 kelompok koor yang memang profesional di bidangnya.
Menurut pimpinan rombongan Dr. Agus Lelana, sebagaimana paduan suara mahasiswa Indonesia pada umumnya, PSM IPB adalah langganan juara umum. Selama 10 tahun berdiri, telah beberapa kali merebut predikat terbaik di ajang kompetisi internasional.
Perjalanan para mahasiswa untuk menembus 50th mcf bukan ditempuh dengan mudah. Berbagai kendala dan keterbatasan tidak jarang menghadang. Namun bukanlah mahasiswa Indonesia jika tidak kreatif mencari sumber-sumber lain.
Menurut juru bicara PSM IPB Kresna Rahadian selain dukungan dari pihak IPB, keluarga, berbagai BUMN dan badan swasta termasuk KBRI Bern, para mahasiswa masih perlu mengembangkan kreativitas untuk menutupi berbagai hambatan.
Perjuangan mahasiswa IPB belum berakhir setelah Montreaux, mereka akan mengikuti 60th Fleischman international trophy competition di Cork Irlandia 30 April sampai 4 Mei mendatang. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Tidak hanya ketika bertanding, bahkan ketika berlatih pun, paduan suara yang dipimpin sang maestro Alvin Zainullah mengundang decak kagum dan apresiasi dari warga kota di pinggiran danau Jenewa tersebut, demikian Pensosbud KBRI Bern, Oktavia Maludi kepada Antara London, Senin.
Apalagi ketika lagu marencong-rencong dinyanyikan. lagu asal Sulawesi Selatan tersebut dibawakan dengan genit namun manis dan sesekali mengejutkan penonton. Latihan sengaja digelar di ruang terbuka, seperti di pinggiran danau, Istana Chilllon, atau alun-alun kota Montreaux.
Tujuannya bukan hanya untuk melatih ketahanan vokal, namun yang paling utama menunjukan paduan suara Indonesia eksis di dunia internasional. Persaingan untuk merebut juara pada 50th MCF ini dirasa cukup berat karena PSM IPB harus bersaing dengan 13 kelompok koor yang memang profesional di bidangnya.
Menurut pimpinan rombongan Dr. Agus Lelana, sebagaimana paduan suara mahasiswa Indonesia pada umumnya, PSM IPB adalah langganan juara umum. Selama 10 tahun berdiri, telah beberapa kali merebut predikat terbaik di ajang kompetisi internasional.
Perjalanan para mahasiswa untuk menembus 50th mcf bukan ditempuh dengan mudah. Berbagai kendala dan keterbatasan tidak jarang menghadang. Namun bukanlah mahasiswa Indonesia jika tidak kreatif mencari sumber-sumber lain.
Menurut juru bicara PSM IPB Kresna Rahadian selain dukungan dari pihak IPB, keluarga, berbagai BUMN dan badan swasta termasuk KBRI Bern, para mahasiswa masih perlu mengembangkan kreativitas untuk menutupi berbagai hambatan.
Perjuangan mahasiswa IPB belum berakhir setelah Montreaux, mereka akan mengikuti 60th Fleischman international trophy competition di Cork Irlandia 30 April sampai 4 Mei mendatang. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014