Nusa Dua, 13/7 (ANTARA)- Wakil Presiden Boediono dijadwalkan membuka pertemuan internasional ilmu administrasi yang diikuti 48 negara di Nusa Dua, Bali, 12 - 17 Juli ini.
"Besok malam (Rabu, 14/7), Wapres akan membuka pertemuan yang dihadiri peserta dari 48 negara itu," ujar Kepala Bagian Humas dan Publik Lembaga Administrasi Negera (LAN) RI, Erfi Muthmainah di Nusa Dua, Selasa.
Pertemuan internasional tersebut, ujar Erfi, dilatarbelakangi kondisi terjadinya kesenjangan di bidang ekonomi, politik dan sosial yang telah menjadi fenomena global.
"Kesenjangan ekonomi salah satunya dilihat dari ketimpangan pendapatan yang telah terjadi, baik antara kelompok negara maupun antar warga negara dalam satu negara," paparnya saat brifing media.
Berbagai kajian yang dilakukan sejumlah lembaga internasional maupun nasional telah menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan kesenjangan dari tahun ke tahun. "Polarisasi antara negara negara kaya dan miskin semakin jelas terlihat. Hal itu bisa dilihat pada indikator pembangunan," urainya.
Indikator tersebut, misalnya, pembangunan sumber daya manusia yang telah menempatkan hampir sebagian negara berkembang dalam posisi yang rendah dan tingginya angka kemiskinan sejak dua dekade terakhir.
Karenanya dalam kongres tersebut dibahas berbagai persoalan mendasar pembangunan sektor publik yang berkaitan dengan bidang ekonomi-sosial. "Apakah ada yang salah sehingga terjadi ketimpangan. Bagaimana solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi persoalan tersebut, akan menjadi pokok bahasan peserta kongres," ucapnya.
Peserta kongres juga akan mengkritisi bagaimana pengelolaan pemerintahan yang sudah dilakukan agar tetap berpihak pada kepentingan masyarakat luas. Sejumlah pejabat penting akan turut membahas dalam diskusi bersama selama kongres berlangsung.
Di antara pembicara yang akan menyampaikan pemikirannya adalah Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi EE Mangindaan, Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh, Guru Besar Univesritas Indonesia Prof Dr Eko Prasojo dan Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM).
Sementara anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Prof Dr Ginandjar Kartasasmita dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Prof Dr Armida Alisyahbana telah memberikan paparannya, Selasa (13/7)dalam salah satu sesi pembukaan.
Dijelaskan Erfi, kongres tersebut merupakan kerja sama antar LAN pihak lembaga asing, yakni International Institute of Administrative Science (IIAS) dan International Association of School and Institutes of Administration (IASIA).(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010
"Besok malam (Rabu, 14/7), Wapres akan membuka pertemuan yang dihadiri peserta dari 48 negara itu," ujar Kepala Bagian Humas dan Publik Lembaga Administrasi Negera (LAN) RI, Erfi Muthmainah di Nusa Dua, Selasa.
Pertemuan internasional tersebut, ujar Erfi, dilatarbelakangi kondisi terjadinya kesenjangan di bidang ekonomi, politik dan sosial yang telah menjadi fenomena global.
"Kesenjangan ekonomi salah satunya dilihat dari ketimpangan pendapatan yang telah terjadi, baik antara kelompok negara maupun antar warga negara dalam satu negara," paparnya saat brifing media.
Berbagai kajian yang dilakukan sejumlah lembaga internasional maupun nasional telah menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan kesenjangan dari tahun ke tahun. "Polarisasi antara negara negara kaya dan miskin semakin jelas terlihat. Hal itu bisa dilihat pada indikator pembangunan," urainya.
Indikator tersebut, misalnya, pembangunan sumber daya manusia yang telah menempatkan hampir sebagian negara berkembang dalam posisi yang rendah dan tingginya angka kemiskinan sejak dua dekade terakhir.
Karenanya dalam kongres tersebut dibahas berbagai persoalan mendasar pembangunan sektor publik yang berkaitan dengan bidang ekonomi-sosial. "Apakah ada yang salah sehingga terjadi ketimpangan. Bagaimana solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi persoalan tersebut, akan menjadi pokok bahasan peserta kongres," ucapnya.
Peserta kongres juga akan mengkritisi bagaimana pengelolaan pemerintahan yang sudah dilakukan agar tetap berpihak pada kepentingan masyarakat luas. Sejumlah pejabat penting akan turut membahas dalam diskusi bersama selama kongres berlangsung.
Di antara pembicara yang akan menyampaikan pemikirannya adalah Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi EE Mangindaan, Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh, Guru Besar Univesritas Indonesia Prof Dr Eko Prasojo dan Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM).
Sementara anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Prof Dr Ginandjar Kartasasmita dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Prof Dr Armida Alisyahbana telah memberikan paparannya, Selasa (13/7)dalam salah satu sesi pembukaan.
Dijelaskan Erfi, kongres tersebut merupakan kerja sama antar LAN pihak lembaga asing, yakni International Institute of Administrative Science (IIAS) dan International Association of School and Institutes of Administration (IASIA).(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010