Jakarta (Antara Bali) - Bank Indonesia (BI) mengharapkan tren neraca perdagangan Indonesia akan terus positif setelah pada pada Februari 2014, sesuai dengan publikasi Badan Pusat Statistik, mencatat surplus 0,79 miliar dolar AS.

"Ke depan, neraca perdagangan diharapkan terus positif sejalan dengan pemulihan perekonomian global dan kenaikan harga komoditas ekspor," kata Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa.

Surplus neraca perdagangan pada Februari 2014 dipengaruhi meningkatnya surplus neraca perdagangan nonmigas. Surplus neraca perdagangan nonmigas meningkat dari 0,60 miliar dolar AS pada Januari 2014 menjadi 1,59 miliar dolar AS pada Februari 2014 akibat kontraksi pada impor nonmigas sebesar 9,1 persen (mtm), sejalan dengan pengaruh moderasi permintaan domestik.

Sementara itu, ekspor nonmigas mulai membaik, dimana penurunannya di bulan Februari 2014 tercatat hanya sebesar 0,5 persen (mtm) jauh lebih rendah dibanding penurunan pada Januari 2014 yang sebesar 11,60 (mtm).

Berdasarkan komponennya, kontraksi impor nonmigas terutama dipengaruhi pertumbuhan negatif penurunan impor pada 10 golongan barang utama impor (antara lain mesin & peralatan mekanik, mesin & peralatan listrik dan besi & baja) yakni sebesar 7,8 persen (mtm).

Perbaikan ekspor nonmigas pada Februari 2014 terutama dipengaruhi ekspor komoditas minyak nabati dan batubara yang kembali tumbuh positif masing-masing sebesar 26,1 persen (mtm) dan 2,1 persen (mtm), sedangkan ekspor produk karet, mesin & peralatan mekanik, dan produk kimia menurun.

Surplus neraca perdagangan pada Februari 2014 juga dipengaruhi menurunnya defisit neraca perdagangan migas. Defisit neraca perdagangan migas turun dari 1,05 miliar dolar AS pada Januari 2014 menjadi 0,80 miliar dolar AS pada Februari 2014.

Perkembangan ini terutama dipengaruhi ekspor migas yang tumbuh 6,34 persen (mtm) didorong kenaikan lifting minyak pada Februari 2014 yang mencapai 838 ribu barel per hari. Sementara itu impor migas turun 2,61 persen (mtm) dipengaruhi turunnya impor hasil minyak sebesar 11,56 persen (mtm) pada Februari 2014.

"Bank Indonesia juga berkeyakinan defisit transaksi berjalan pada 2014 dapat ditekan di bawah tiga persen dari PDB," ujar Peter. (WDY)

Pewarta: Oleh Citro Atmoko

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014