Denpasar (Antara Bali) - Nilai tukar petani (NTP) di Provinsi Bali sebesar 1104,33 persen pada bulan Maret 2014 atau naik sebesar 0,76 persen dibanding bulan sebelumnya yang hanya 103,55 persen.

"Kondisi demikian lebih tinggi dari rata-rata NTP tingkat nasional pada bulan yang sama tercatat 101,86 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Selasa.

Menurut dia, hal itu menunjukkan tingkat kesejahteraan petani Bali masih lebih baik dibandingkan rata-rata secara nasional.

Subsektor utama yang mendorong naiknya NTP Bali adalah subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,62 persen.

Panusunan Siregar menambahkan bahwa berbagai komoditas pertanian yang dihasilkan petani dikelompok ke dalam lima subsektor, yakni tamanan pangan, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.

NTP diperoleh dari perbandingan indeks yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani semakin tinggi NTP, namun semakin kuat pula tingkat kemampuan daya beli petani.

NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumah tangga.

Panusunan Siregar menjelaskan, meningkatnya NTP Bali akibat indeks harga yang diterima petani naik sebesar 1,07 persen atau meningkat 112,89 persen pada bulan Februari 2014 menjadi 114,10 persen pada bulan Maret 2014.

Kenaikan tersebut didorong oleh naiknya naiknya indeks harga yang diterima petani pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar dua persen, hortikultura 1,76 persen, peternakan 0,51 persen, tanaman pangan 0,28 persen dan perikanan 0,16 persen. (WRA) 

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gede Wira Suryantala


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014