Denpasar (Antara Bali) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah agen gas elpiji terkait seringnya terjadi ledakan dari tabung ukuran tiga kilogram.

"Kami melakukan sidak dan pengecekan ke sejumlah agen di kota ini dalam upaya mengantisipasi agar tidak terus terjadi ledakan akibat kondisi tabung gas yang tidak sesuai ketentuan," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdangangan (Disperindag) Kota Denpasar I Wayan Gatra, Selasa.

Sidak yang dipimpin Kadis Diperindag didampingi Kabid Perlindungan Konsumen Luh Gede Ratnaningrat bersama Bidang Meteorologi Provinsi Bali, diawali dengan mendatangi agen/distributor PT Yasa Nusantara Gemilang di Jalan Antasura, Denpasar Utara.

Tim diterima pemilik agen, Yapi Paulus Saputro. Di lokasi ini, terdapat beberapa tabung gas elpiji yang bocor. Tabung gas yang bocor tersebut sudah diamankan untuk tidak dikirim ke konsumen.

"Tabung yang tidak memadai segera Kami bawa ke Pertamina agar tidak merugikan masyarakat," kata Yapi Paulus di hadapan tim sidak.

Tim juga meminta agar dilakukan pengukuran ulang terhadap gas yang akan disalurkan. Namun setelah ditimbang petugas, rata-rata tabung gas, baik yang ukuran tiga kilogram maupun 12 kilogram, kondisinya sesuai dengan berat yang tertera.

Dari pihak Meteorologi hanya berwenang untuk mengecek isi dari tabung tersebut, apakah sesuai atau tidak. Sedangkan untuk penindakan atau penyitaan menjadi kewenangan kepolisian.

Terkait banyaknya tabung gas maupun aksesoris palsu beredar di pasaran, Wayan Gatra mengaku bukan wewenang pihaknya menangani hal tersebut. Hal itu menjadi tugas Pertamina dan bila masuk ranah pidana ditangani pihak kepolisian.

"Kami hanya memantau isi tabung, distribusi dan produk yang dipasarkan harus sesuai standar nasional (SNI). Kalau ada tabung yang isinya tidak sesuai, kami akan langsung memberikan teguran, biar masyarakat tidak dirugikan," ucapnya.

Sementara Wakil Pimpinan PT Dewata Gas Sari, Mulyadi, mengakui selain pengisian gas ditempatnya juga ada unit bengkel yang melakukan perawatan tabung.

"Tabung-tabung yang kami dapatkan setiap saat dilakukan pengetesan ulang untuk memastikan kondisinya dalam keadaan layak pakai," katanya.

Dia mengatakan bahwa terjadinya musibah belakangan ini umumnya bukan tabung yang meledak, tetapi lebih banyak disebabkan karena konsumen kurang paham dalam menggunakan kompor gas.

Selain itu juga disebabkan banyaknya komponen tabung yang tidak sesuai SNI, mulai dari "rubber seal" (karet katup) selang dan regulator. "Kemungkinan saja karet katup kurang bagus atau regulator yang digunakan tidak standar," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010