Denpasar (Antara Bali) - Kalangan caleg perempuan Partai Golkar ingin meningkatkan kesadaran dan partisipasi politik kaum perempuan di lembaga legislatif, sehingga bisa berperan lebih besar dalam pembangunan bangsa dan negara.
"Hingga sekarang hidup kaum perempuan di Denpasar masih terbelenggu adat patrilinial sehingga tidak mampu menunjukkan jati dirinya," ujar AA Ayu Rai Sunasri, Caleg Partai Golkar, Dapil Denpasar Barat 2 di Denpasar, Minggu.
Ia menjelaskan, dalam tatanan adat patrilinial seluruh aspek kehidupan didominasi pria termasuk di bidang politik, bahkan perempuan sering didiskriminasi dalam masalah upah buruh dan disakiti dalam bentuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang membuat nasib kaum wanita memprihatinkan.
"Namun, bila saya terpilih nanti menjadi anggota DPRD Kota Denpasar, akan berupaya meningkatkan harkat dan martabat perempuan baik di bidang pendidikan, kesehatan serta memperjuangkan hak-haknya secara adil," ujar Sekretaris DPD Partai Golkar Kota Denpasar nomor urut 1 itu.
Terkait kuota 30 persen dalam Pileg 2014, Rai Sunasri menyatakan kuota itu hanya untuk syarat kelulusan parpol mengikuti pemilu, sedangkan diskriminasi tetap ada, karena nomor caleg wanita selalu di nomor belakang, jarang yang nomor satu seperti sekarang karena terkait kedudukan sebagai sekretaris partai.
"Seperti di DPRD Kota Denpasar, anggota yang perempuan hanya satu orang karena seperti dikatakan tadi kaum perempuan masih terbelenggu, karena itu lah saya hadir untuk membebaskan belenggu itu," ujarnya.
Menurut dia, terkait kuota 30 persen itu juga pesimis bisa dicapai, karena biasanya perempuan jarang yang memilih perempuan.
Dewa Ayu Made Rustini Dewi, Caleg Partai Golkar Dapil Denpasar Utara juga menyatakan kaum perempuan memang masih terbelenggu adat, karena itu akan berupaya memperjuangkan kesetaraan gender laki-laki dan perempuan termasuk bidang politik yang partisinya sangat minim.
"Perjuangan untuk kesetaraan gender akan meminimalkan kasus KDRT dan kekerasan terhadap anak. Karena itu dalam kesetaraan di bidang politik akan dilaksanakan dengan pendidikan non-formal seperti seminar, diskusi terkait dengan wanita dan kepemimpinan," demikian Rustini Dewi.
Sementara itu I Gusti Ayu Diah Purnama Sari, Caleg Partai Golkar Dapil Denpasar Utara juga menyebutkan pemerintah perlu mengalokasikan anggaran untuk meningkatkan peran perempuan termasuk bidang politik.
"Karena itu jika saya terpilih nanti akan berusaha memperjuangkan anggaran lebih besar untuk perempuan. Harus ada prioritas anggaran untuk kegiatan pemberdayaan perempuan," demikian Purnama Sari. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Hingga sekarang hidup kaum perempuan di Denpasar masih terbelenggu adat patrilinial sehingga tidak mampu menunjukkan jati dirinya," ujar AA Ayu Rai Sunasri, Caleg Partai Golkar, Dapil Denpasar Barat 2 di Denpasar, Minggu.
Ia menjelaskan, dalam tatanan adat patrilinial seluruh aspek kehidupan didominasi pria termasuk di bidang politik, bahkan perempuan sering didiskriminasi dalam masalah upah buruh dan disakiti dalam bentuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang membuat nasib kaum wanita memprihatinkan.
"Namun, bila saya terpilih nanti menjadi anggota DPRD Kota Denpasar, akan berupaya meningkatkan harkat dan martabat perempuan baik di bidang pendidikan, kesehatan serta memperjuangkan hak-haknya secara adil," ujar Sekretaris DPD Partai Golkar Kota Denpasar nomor urut 1 itu.
Terkait kuota 30 persen dalam Pileg 2014, Rai Sunasri menyatakan kuota itu hanya untuk syarat kelulusan parpol mengikuti pemilu, sedangkan diskriminasi tetap ada, karena nomor caleg wanita selalu di nomor belakang, jarang yang nomor satu seperti sekarang karena terkait kedudukan sebagai sekretaris partai.
"Seperti di DPRD Kota Denpasar, anggota yang perempuan hanya satu orang karena seperti dikatakan tadi kaum perempuan masih terbelenggu, karena itu lah saya hadir untuk membebaskan belenggu itu," ujarnya.
Menurut dia, terkait kuota 30 persen itu juga pesimis bisa dicapai, karena biasanya perempuan jarang yang memilih perempuan.
Dewa Ayu Made Rustini Dewi, Caleg Partai Golkar Dapil Denpasar Utara juga menyatakan kaum perempuan memang masih terbelenggu adat, karena itu akan berupaya memperjuangkan kesetaraan gender laki-laki dan perempuan termasuk bidang politik yang partisinya sangat minim.
"Perjuangan untuk kesetaraan gender akan meminimalkan kasus KDRT dan kekerasan terhadap anak. Karena itu dalam kesetaraan di bidang politik akan dilaksanakan dengan pendidikan non-formal seperti seminar, diskusi terkait dengan wanita dan kepemimpinan," demikian Rustini Dewi.
Sementara itu I Gusti Ayu Diah Purnama Sari, Caleg Partai Golkar Dapil Denpasar Utara juga menyebutkan pemerintah perlu mengalokasikan anggaran untuk meningkatkan peran perempuan termasuk bidang politik.
"Karena itu jika saya terpilih nanti akan berusaha memperjuangkan anggaran lebih besar untuk perempuan. Harus ada prioritas anggaran untuk kegiatan pemberdayaan perempuan," demikian Purnama Sari. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014