Denpasar (Antara Bali) - Persentase nilai rapor dalam penentuan kriteria kelulusan pada ujian nasional tahun pelajaran 2013/2014 diperbesar dibandingkan tahun sebelumnya, kata Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Prof Djemari Mardapi.

"Kriteria kelulusan siswa masih sama dengan UN tahun 2013, yakni formula gabungan antara nilai UN (60 persen) dan nilai sekolah (40 persen). Bedanya tahun ini nilai rapor dihargai 70 persen pada penentuan nilai sekolah karena masukan tahun lalu bahwa gurulah yang tahu kemampuan siswanya," katanya saat menyosialisasikan pelaksanaan UN tahun 2014 di Denpasar, Sabtu.

Ia mengemukakan bahwa pada tahun lalu komposisi nilai sekolah (NS) terdiri atas 40 persen nilai rata-rata rapor dan 60 persen nilai ujian sekolah. Maka, pada UN 2014 komposisinya diubah, yakni nilai sekolah (NS) terdiri atas 70 persen nilai rata-rata rapor dan 30 persen nilai ujian sekolah.

"Selanjutnya, untuk kriteria kelulusan UN tetap sama dengan rata-rata lebih dari atau sama dengan 5,50 dan nilai setiap mata pelajaran paling rendah 4,0," ujarnya.

Di sisi lain, kata Djemari, untuk naskah UN sudah siap didistribusikan karena sudah selesai dicetak di masing-masing region, untuk Bali dan Nusra masuk Region 7 yang pencetakannya di Surabaya.

"Pencetakannya sudah tidak terpusat, sekarang sudah selesai tinggal kesiapan Disdikpora provinsi kapan mau dikirimkan. Kalau provinsi sudah punya tempat silakan," kata Djemari.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali, Tjokorda Istri Agung (TIA) Kusuma Wardani mengaku belum siap menerima naskah UN karena tidak memiliki tempat yang memadai untuk menjaga keamanan naskah UN.

"Untuk teknis pendistribusian ke Bali, kami perlu koordinasikan terlebih dahulu. Kebetulan 24--26 Maret ini oleh Kemendikbud ada pertemuan terkait dengan penyelenggaraan UN yang menghadirkan Rektor Unud sehingga dalam rakor tersebut akan dibahas di mana sebaiknya naskah UN disimpan," katanya.

Menurut TIA, kalau soal sudah di Bali tentu menjadi tanggung jawab tim provinsi. Pihaknya ingin mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan maka dari itu setelah rakor baru akan ditentukan tempat penyimpanan naskah UN.

"Kami berharap naskah sudah ada di Bali H-2 pemilu atau seminggu sebelum UN SMA/MA dilaksanakan, selanjutnya H-1 UN itu soal harus sudah ada di kabupaten/kota," ujarnya.

Acara sosialisasi tersebut juga dihadiri Kadisdikpora kabupaten/kota, MKKS SMA/SMK se-Bali, MKKS SMP/MTs se-Bali, Dewan Pendidikan kabupaten/kota serta instansi terkait lainnya. (WDY)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : Ni Luh Rhismawati


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014