Denpasar (Antara Bali) - Ketua Ikatan Peneliti Pemerintah Indonesia (IPPI) Provinsi Bali, Made Suantina berpandangan bahwa para calon anggota legislatif perempuan akan lebih serius memperjuangkan aspirasi masyarakat ketika nanti terpilih di parlemen.
"Setidaknya para calon anggota legislatif (caleg) perempuan saat ini sedang membangun citra. Oleh karena itu mereka akan berusaha mengemban amanat rakyat dengan sebaik-baiknya," katanya, di Denpasar, Sabtu.
Menurut dia, kalau ditinjau dari psikologis politik, caleg perempuan memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam membangun negeri ini.
"Hal ini karena umumnya kaum perempuan lebih melibatkan emosi atau perasaan dalam menjalankan tugas dibandingkan kaum laki-laki," ujarnya.
Selain itu, akademisi di Fisip Universitas Warmadewa ini menilai biasanya hubungan batin antara caleg perempuan dengan konstituen lebih intensif.
"Caleg perempuan dalam pendekatannya condong lebih santun dan terhindar dari konflik politik sehingga akan lebih serius memperjuangkan aspirasi masyarakat," ucap Suantina.
Ia memprediksi pada Pemilu 2014, secara kuantitas maupun kualitas, akan lebih banyak kaum perempuan yang duduk di DPRD kabupaten/kota maupun provinsi.
"Termasuk peluang untuk duduk di Dewan Perwakilan Daerah RI juga cukup besar," kata Suantina.
Pada Pemilu 2014, kaum perempuan dari Bali yang sudah masuk dalam daftar calon tetap (DCT) untuk DPR, DPD, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota sebanyak 36,7 persen atau (1.186 caleg) dari total 3.230 caleg di Bali.
Saat Pemilu Legislatif 2004, keterwakilan perempuan di DPRD Bali hanya 4,5 persen dan pada Pemilu 2009 naik menjadi 7,5 persen dari 55 kursi yang tersedia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Setidaknya para calon anggota legislatif (caleg) perempuan saat ini sedang membangun citra. Oleh karena itu mereka akan berusaha mengemban amanat rakyat dengan sebaik-baiknya," katanya, di Denpasar, Sabtu.
Menurut dia, kalau ditinjau dari psikologis politik, caleg perempuan memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam membangun negeri ini.
"Hal ini karena umumnya kaum perempuan lebih melibatkan emosi atau perasaan dalam menjalankan tugas dibandingkan kaum laki-laki," ujarnya.
Selain itu, akademisi di Fisip Universitas Warmadewa ini menilai biasanya hubungan batin antara caleg perempuan dengan konstituen lebih intensif.
"Caleg perempuan dalam pendekatannya condong lebih santun dan terhindar dari konflik politik sehingga akan lebih serius memperjuangkan aspirasi masyarakat," ucap Suantina.
Ia memprediksi pada Pemilu 2014, secara kuantitas maupun kualitas, akan lebih banyak kaum perempuan yang duduk di DPRD kabupaten/kota maupun provinsi.
"Termasuk peluang untuk duduk di Dewan Perwakilan Daerah RI juga cukup besar," kata Suantina.
Pada Pemilu 2014, kaum perempuan dari Bali yang sudah masuk dalam daftar calon tetap (DCT) untuk DPR, DPD, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota sebanyak 36,7 persen atau (1.186 caleg) dari total 3.230 caleg di Bali.
Saat Pemilu Legislatif 2004, keterwakilan perempuan di DPRD Bali hanya 4,5 persen dan pada Pemilu 2009 naik menjadi 7,5 persen dari 55 kursi yang tersedia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014