Denpasar (Antara Bali) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar, Bali, bertekad untuk menyempurnakan pelaksanaan kirab keris pusaka bertepatan hari Tumpek Landep, persembahan suci yang khusus ditujukan untuk semua jenis benda yang terbuat dari bahan besi, logam, tembaga dan emas.

"Tumpek Landep dirayakan dua kali dalam setahun, namun kirab keris yang melibatkan masyarakat pencinta keris, kalangan puri (bekas kerajaan) hanya digelar sekali setahun," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar, I Wayan Gatra, Sabtu.

Ia mengatakan ritual Tumpek Landep kali ini (Sabtu, 22/3) tidak diadakan kirab, namun baru akan dilaksanakan pada ritual Tumpek Landep yang akan datang bulan Oktober mendatang.

Kirab tersebut dipersiapkan secara matang yang selama ini melibatkan masyarakat pencinta keris dari sejumlah daerah di Indonesia, juga akan mengikutsertakan keris dan benda pusaka warisan puri di Kota Denpasar dan sekitarnya.

Pihaknya melakukan pendekatan kepada tokoh dan pewaris puri agar mengijinkan keris dan benda pusaka warisan dari keluhurnya bisa ikut sertakan dalam kegiatan kirab (pawai keris) di jantung kota Denpasar.

I Wayan Gatra menambahkan kirab keris yang sudah pernah dilakukan itu dengan harapan dapat lebih sempurna di masa mendatang dengan menonjolkan kearifan lokal.

Bersamaan dengan kirab keris yang akan datang itu juga akan melincurkan buku tentang keris jilid II yang merupakan kelanjutan buku keris jilid I yang telah diluncurkan Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra.

Buku berjudul "Jelajah Keris Bali Pusaka Budaya Nusantara" jilid I merupakan buku pertama dari tiga buku yang merupakan satu kesatuan yang digarap dalam tiga tahun (2013-2015).

Buku jilid II dan III isinya lebih mendalam dari buku pertama yang mengulas tentang keberadaan keris yang digarap oleh satu tim Wayan Geriya, mantan dosen Fakultas Sastra Universitas Udayana.

"Buku jilid I, II dan III nantinya dengan penyempurnaan diterbitkan kembali dalam satu buku sehingga menjadi lengkap dan sempurna," ujar I Wayan Gatra.

Ia menjelaskan, penerbitan buku tentang keris itu dilantarbelakangi begitu besarnya kepedulian masyarakat Bali, khususnya Kota Denpasar terhadap keris sebagai representasi ageman jati diri.

Selain itu juga memiliki fungsi sosial, nilai kultural spiritual dan taksu, sekaligus bukti respon kreatif terhadap penghargaan UNESCO yang telah menetapkan keris sebagai warisan budaya yang ditetapkan sejak 2005.

Masyarakat bersama Pemerintah Kota Denpasar telah merayakan "Pitenget Rahina tumpek Landep" persembahan khusus untuk keris pusaka sebagai kegiatan multi dimensi sejak tahun 2010.

Kegiatan tersebut antara lain menyangkut ritual, sosial, ekonomi, teknologi, kultural dalam wujud kegiatan pameran keris pusaka, pementasan kesenian, bursa keris, sarasehan keris dan kirab keris pusaka, ujar I Wayan Gatra. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014