Pekanbaru (Antara Bali) - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Riau menyatakan
sebanyak empat dari tujuh perusahaan di Riau yang sudah berstatus
sebagai tersangka tahun 2013, kembali melakukan aktivitas bakar lahan
dengan kondisi yang lebih parah pada 2014.
"Sudah ditetapkan menjadi tersangka pada tahun 2013, tetapi masih melakukan prilaku seperti itu pada tahun ini, parah nggak itu?," ujar Direktur Eksekutif WALHI Riau Riko Kurniawan di Pekanbaru, Kamis.
Data Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) pada 2013 menyatakan terdapat delapan kooporasi, yakni PT Adei Plantation and Industry, PT Jatim Jaya Perkasa, PT Bumi Reksa Nusa Sejati dan PT Langgam Inti Hibrindo yang kesemuanya merupakan perusahaan sawit.
Lalu PT Sumatera Riang Lestari, PT Sakato Prama Makmur, PT Ruas Utama Jaya dan PT Bukit Batu Hutani Alam yang merupakan perusahaan tanaman industri. "Baru satu yakni PT Adei Plantation yang sudah menjadi terdakwa di Pengadilan Negeri Pelalawan, sedangkan tujuh lagi belum jelas," kata Koordinator Jikahari, Muslim Rasyid.
"Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terpaksa turun tangan, sudah menyatakan aparat hukum di Riau harus menegakkan hukum bagi para pelaku terutama kooporasi yang membuka lahan dengan cara membakar. Jangan hanya masyarakat kecil yang selalu terjerat," tegasnya.
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) pada Selasa (19/3), menyatakan hingga saat ini ada empat perusahaan terindikasi pelaku pembakaran lahan di Riau. "Empat perusahaan yang terindikasi itu adalah TKW, RML, SG dan RUJ," kata Deputi Bidang Penaatan Hukum Lingkungan KLH, Sudariyono.
Keempat perusahaan tersebut terindikasi sebagai pelaku pembakaran berdasarkan data satelit dan peta konsesi. TKW dan RUJ merupakan perusahaan yang bergerak dibidang hutan tanaman industri, sedangkan RML dan SG di bidang kelapa sawit. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Sudah ditetapkan menjadi tersangka pada tahun 2013, tetapi masih melakukan prilaku seperti itu pada tahun ini, parah nggak itu?," ujar Direktur Eksekutif WALHI Riau Riko Kurniawan di Pekanbaru, Kamis.
Data Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) pada 2013 menyatakan terdapat delapan kooporasi, yakni PT Adei Plantation and Industry, PT Jatim Jaya Perkasa, PT Bumi Reksa Nusa Sejati dan PT Langgam Inti Hibrindo yang kesemuanya merupakan perusahaan sawit.
Lalu PT Sumatera Riang Lestari, PT Sakato Prama Makmur, PT Ruas Utama Jaya dan PT Bukit Batu Hutani Alam yang merupakan perusahaan tanaman industri. "Baru satu yakni PT Adei Plantation yang sudah menjadi terdakwa di Pengadilan Negeri Pelalawan, sedangkan tujuh lagi belum jelas," kata Koordinator Jikahari, Muslim Rasyid.
"Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terpaksa turun tangan, sudah menyatakan aparat hukum di Riau harus menegakkan hukum bagi para pelaku terutama kooporasi yang membuka lahan dengan cara membakar. Jangan hanya masyarakat kecil yang selalu terjerat," tegasnya.
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) pada Selasa (19/3), menyatakan hingga saat ini ada empat perusahaan terindikasi pelaku pembakaran lahan di Riau. "Empat perusahaan yang terindikasi itu adalah TKW, RML, SG dan RUJ," kata Deputi Bidang Penaatan Hukum Lingkungan KLH, Sudariyono.
Keempat perusahaan tersebut terindikasi sebagai pelaku pembakaran berdasarkan data satelit dan peta konsesi. TKW dan RUJ merupakan perusahaan yang bergerak dibidang hutan tanaman industri, sedangkan RML dan SG di bidang kelapa sawit. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014