Denpasar (Antara Bali) - Wakil Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, Pinandita Pasek Swastika meminta stasiun televisi dalam menyiarkan sinetron, seperti "Angling Darma" tidak memutarbalikan sejarah, karena ini akan berdampak terhadap kerukunan antarumat beragama di Tanah Air.

"Kami berharap `produktion house` dan stasiun televisi sebelum melakukan pengambilan gambar dan menyiarkan melakukan kajian dari fakta atau sejarah tersebut. Tujuanya agar tidak sampai terjadi ketersinggungan antarumat beragama," katanya di sela-sela rapat bersama anggota DPRD Bali terkait Hari Raya Nyepi di Denpasar, Selasa.

Ia mengatakan banyak sinetron yang terkait dengan perjalanan Agama Hindu, namun sudah melenceng dari alur cerita yang ada ditulis dalam buku tersebut.

"Kami menyadari itu adalah sebuah hiburan untuk masyarakat. Namun dalam pengkemasnya harus sesuai dengan alur ceritanya. Jangan hanya sekadar mementingkan atau meningkatkan rating pemirsa saja. Tapi mereka harus tahu etika dan moral jika menyinggung dengan kepercayaan yang diyakini," katanya.

Sebagai lembaga umat tertinggi, kata dia, pihaknya mengharapkan sebelum melakukan pengambilan gambar terlebih dahulu melakukan kajian dan berkoordinasi dengan pihak terkait, sehingga sinetron tersebut tanpa mencederai umat yang lain.

"Indonesia adalah negara pluralisme. Karena itu kita berharap tidak ada sampai sinetron atau film yang dibuat bertema sejarah, bertentangan dengan sejarah yang telah ditulis ke dalam buku," ucapnya.

Dikatakan, jika sampai sebuah sinetron atau film mengambil judul dari sejarah perjalanan keberadaan Hindu di Nusantara. Buatlah sesuai dengan acuan buku yang telah ada.

"Kami berharap PH membuat sinetron berjudul sejarah agama, tetapi isinya melenceng dari kenyataan. Bahkan membenturkan dengan agama yang ada di Indonesia. Ini artinya mengkhianati bangsa sendiri," katanya. (WDY)

Pewarta: Oleh I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014