Negara (Antara Bali) - Belasan bocah yang rata-rata masih duduk di bangku SD, di Desa Yehembang, Kabupaten Jembrana, membuat "ogoh-ogoh", bertema bahaya HIV/AIDS, yang akan diarak menjelang Hari Raya Nyepi.

"Kami sering melihat televisi soal orang yang kena AIDS. Bentuk ogoh-ogoh ini adalah sosok orang yang terkena penyakit tersebut," kata Ketut Anton Wirayuda (11), koordinator pembuatan ogoh-ogoh ini.

Ia mengaku, sudah sekitar dua minggu bersama kawan-kawan seusianya mengerjakan ogoh-ogoh tersebut, dan saat ini sudah hampir rampung.

Meskipun masih anak-anak, menurutnya, orang yang gemar bertindak asusila akan mendapatkan dua kali hukuman, yaitu di dunia terkena HIV/AIDS, sementara saat mati akan masuk neraka.

Karena bertemakan HIV/AIDS, para bocah ini membuat sosok ogoh-ogoh berbentuk manusia yang kurus, dan terkesan penyakitan.

Menurutnya, untuk membuat ogoh-ogoh tersebut, menghabiskan dana Rp1 juta, hasil dari iuran sesama mereka, dan minta sumbangan ke warga sekitar.

"Diantara kami ada yang bertugas mencari dana, dengan keliling minta bantuan kepada warga desa sini," ujarnya.

Menjelang Hari Raya Nyepi, Umat Hindu di Bali biasanya mengarak ogoh-ogoh atau sejenis patung, dengan sosok-sosok yang menakutkan sebagai simbol dari bhutakala atau kejahatan.(GBI)

Pewarta: Oleh Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014