Manado (Antara Bali) - Bank Pembangunan Daerah (BPD) harus lebih giat menggenjot
pemberian kredit ke sektor riil dalam upaya menggerakan ekonomi daerah,
kata Direktur Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM Bank Indonesia (BI),
Pungky Purnomo Wibowo.
"Bank daerah harus lebih tinggi penyaluran kredit ke Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dibandingkan perbankan lain, karena BPD lebih memahami masyarakat di daerahnya masing-masing," ujarnya di Manado, Rabu.
Saat ini, menurut dia, BI akan mendata semua UMKM yang telah diberikan bantuan pinjaman oleh bank daerah.
"Kredit ke UMKM harus di atas 20 persen. Jika ada perbankan yang menyalurkan kredit UMKM tidak mencapai 20 persen, maka akan kami kenakan penalti," katanya.
Selain industri besar menjadi penopang ekonomi daerah, ia menilai, sektor usaha kecil dan menengah juga menjadi potensi yang tak kalah besar jika dikelola oleh masyarakat dan disupport oleh pemerintah.
Sektor berbasis rumah tangga (households) itu, dikemukakannya, bisa memberdayakan ibu rumah tangga, dan sekaligus membuka lapangan pekerjaan, dan menaikkan pendapatan keluarga.
"Tentunya industri menengah kecil sangat berpotensi untuk terus dikembangkan, dan belajar dari pengalaman sebelumnya, industri menengah kecil ini lebih tahan terhadap terpaan krisis keuangan global," katanya.
Pertumbuhan sektor UMKM di daerah-daerah di Indonesia terus meningkat dan mereka perlu biaya untuk mengembangkan industri tersebut.
"Industri sektor makanan berpeluang sangat tinggi, terbukti mengalami pertumbuhan paling tinggi untuk sektor industri menengah kecil," demikian Pungky. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Bank daerah harus lebih tinggi penyaluran kredit ke Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dibandingkan perbankan lain, karena BPD lebih memahami masyarakat di daerahnya masing-masing," ujarnya di Manado, Rabu.
Saat ini, menurut dia, BI akan mendata semua UMKM yang telah diberikan bantuan pinjaman oleh bank daerah.
"Kredit ke UMKM harus di atas 20 persen. Jika ada perbankan yang menyalurkan kredit UMKM tidak mencapai 20 persen, maka akan kami kenakan penalti," katanya.
Selain industri besar menjadi penopang ekonomi daerah, ia menilai, sektor usaha kecil dan menengah juga menjadi potensi yang tak kalah besar jika dikelola oleh masyarakat dan disupport oleh pemerintah.
Sektor berbasis rumah tangga (households) itu, dikemukakannya, bisa memberdayakan ibu rumah tangga, dan sekaligus membuka lapangan pekerjaan, dan menaikkan pendapatan keluarga.
"Tentunya industri menengah kecil sangat berpotensi untuk terus dikembangkan, dan belajar dari pengalaman sebelumnya, industri menengah kecil ini lebih tahan terhadap terpaan krisis keuangan global," katanya.
Pertumbuhan sektor UMKM di daerah-daerah di Indonesia terus meningkat dan mereka perlu biaya untuk mengembangkan industri tersebut.
"Industri sektor makanan berpeluang sangat tinggi, terbukti mengalami pertumbuhan paling tinggi untuk sektor industri menengah kecil," demikian Pungky. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014