Denpasar (Antara Bali) - Tiga siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri I (SMPN) Karangdowo, Klaten, Jawa Tengah yang terseret ombak dan menghilang ketika berenang di Pantai Kuta, Bali, hingga kini belum berhasil ditemukan.
"Meski petugas Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Badung telah melakukan upaya pencarian yang maksimal, namun para korban yang teseret arus pada Senin (28/6) lalu itu, belum juga berhasil ditemukan," kata Koordinator Balawista Badung I Made Suparka ketika dihubungi ANTARA di Denpasar, Rabu pagi.
Ketiga korban yang terseret ombak kemudian menghilang di pantai yang banyak dikunjungi turis mancanegara itu, Dwi Anggono (14), Angga Widhi Adma (14) dan Bagus Dwi Prasetya (14).
Made Suparka mengatakan, upaya pencarian dilakukan sejak musibah terjadi Senin sore (28/6), namun hingga kini belum membuahkan hasil.
Ketiga korban yang baru naik kelas itu mandi bersama di pantai di sebelah utara bekas Hotel Anggrek Kuta sekitar pukul 16.30 wita.
"Korban baru beberapa menit menikmati deburan ombak, secara tiba-tiba terjadi ombak besar yang menghantam mereka. Dua dari lima siswa yang mandi bersama-sama itu, berhasil menyelamatkan diri," ujar Made Suparka.
Sementara tiga korban lainnya terseret arus yang hingga kini belum berhasil ditemukan.
Rombongan pelajar tersebut menurut Wakil Kepala Sekolah SMPN I Karangdowo, Jateng, Sukarman, terdiri atas 140 siswa.
Mereka tiba di Bali Senin (28/6), dan menginap di sebuah hotel di Jalan Nangka Kota Denpasar. Beberapa saat setelah di Bali langsung meluncur ke Pantai Kuta.
Lima siswa dari rombongan sebanyak itu terjun mandi hingga agak ke tengah laut. Saat sedang asik menikmati deburan ombak, tiba-tiba datang ombak besar yang menggulungnya, tutur Sukarman.
Musibah serupa pernah menimpa empat siswa SMA Negeri Surabaya, Jawa Timur pada 20 Mei 2006, yang seluruhnya tidak berhasil diselamatkan nyawanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010
"Meski petugas Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Badung telah melakukan upaya pencarian yang maksimal, namun para korban yang teseret arus pada Senin (28/6) lalu itu, belum juga berhasil ditemukan," kata Koordinator Balawista Badung I Made Suparka ketika dihubungi ANTARA di Denpasar, Rabu pagi.
Ketiga korban yang terseret ombak kemudian menghilang di pantai yang banyak dikunjungi turis mancanegara itu, Dwi Anggono (14), Angga Widhi Adma (14) dan Bagus Dwi Prasetya (14).
Made Suparka mengatakan, upaya pencarian dilakukan sejak musibah terjadi Senin sore (28/6), namun hingga kini belum membuahkan hasil.
Ketiga korban yang baru naik kelas itu mandi bersama di pantai di sebelah utara bekas Hotel Anggrek Kuta sekitar pukul 16.30 wita.
"Korban baru beberapa menit menikmati deburan ombak, secara tiba-tiba terjadi ombak besar yang menghantam mereka. Dua dari lima siswa yang mandi bersama-sama itu, berhasil menyelamatkan diri," ujar Made Suparka.
Sementara tiga korban lainnya terseret arus yang hingga kini belum berhasil ditemukan.
Rombongan pelajar tersebut menurut Wakil Kepala Sekolah SMPN I Karangdowo, Jateng, Sukarman, terdiri atas 140 siswa.
Mereka tiba di Bali Senin (28/6), dan menginap di sebuah hotel di Jalan Nangka Kota Denpasar. Beberapa saat setelah di Bali langsung meluncur ke Pantai Kuta.
Lima siswa dari rombongan sebanyak itu terjun mandi hingga agak ke tengah laut. Saat sedang asik menikmati deburan ombak, tiba-tiba datang ombak besar yang menggulungnya, tutur Sukarman.
Musibah serupa pernah menimpa empat siswa SMA Negeri Surabaya, Jawa Timur pada 20 Mei 2006, yang seluruhnya tidak berhasil diselamatkan nyawanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010