Denpasar (Antara Bali) - Kontribusi subsektor perikanan terhadap pembentukan nilai tukar petani (NTP) di Provinsi Bali pada Februari 2014 sebesar 106,87 persen atau naik 0,95 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panusunan Siregar di Denpasar, Senin, mengatakan, kenaikan andil subsektor perikanan itu berkat naiknya indeks yang diterima petani (Lt) sebesar 1,37 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks yang dibayar petani 0,42 persen.
Kenaikan indeks yang diterima petani didorong oleh bertambahnya indeks pada kelompok penangkapan dan budidaya masing-masing sebesar 1,71 persen dan 0,78 persen.
Panusunan Siregar menambahkan, komoditas pada kelompok penangkapan yang mengalami kenaikan harga antara lain ikan biji nangka sebesar 6,07 persen, tongkol 4,93 persen dan kakap 2,31 persen.
Secara umum kenaikan harga dipicu oleh berkurangnya pasokan ikan di pasar akibat gelombang tinggi selama musim penghujan di perairan sekitar Bali.
Sementara pada kelompok budidaya, kenaikan indeks harga antara lain didorong oleh naiknya harga ikan lele sebesar 1,28 persen dan gurame 1,19 persen.
Indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan akibat naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,50 persen serta biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,30 persen.
Panusunan Siregar menjelaskan, subsektor perikanan merupakan salah satu dari lima komponen pembentukan NTP Bali. Dari lima komponen NTP Bali itu, tiga di antaranya mengalami kenaikan dan dua menunjukkan angka penurunan.
Ketiga komponen yang mengalami kenaikan, selain subsektor perikanan juga subsektor hortikultura dan tanaman perkebunan rakyat.
Dua sektor yang mengalami penurunan meliputi subsektor peternakan dan tanaman pangan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panusunan Siregar di Denpasar, Senin, mengatakan, kenaikan andil subsektor perikanan itu berkat naiknya indeks yang diterima petani (Lt) sebesar 1,37 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks yang dibayar petani 0,42 persen.
Kenaikan indeks yang diterima petani didorong oleh bertambahnya indeks pada kelompok penangkapan dan budidaya masing-masing sebesar 1,71 persen dan 0,78 persen.
Panusunan Siregar menambahkan, komoditas pada kelompok penangkapan yang mengalami kenaikan harga antara lain ikan biji nangka sebesar 6,07 persen, tongkol 4,93 persen dan kakap 2,31 persen.
Secara umum kenaikan harga dipicu oleh berkurangnya pasokan ikan di pasar akibat gelombang tinggi selama musim penghujan di perairan sekitar Bali.
Sementara pada kelompok budidaya, kenaikan indeks harga antara lain didorong oleh naiknya harga ikan lele sebesar 1,28 persen dan gurame 1,19 persen.
Indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan akibat naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,50 persen serta biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,30 persen.
Panusunan Siregar menjelaskan, subsektor perikanan merupakan salah satu dari lima komponen pembentukan NTP Bali. Dari lima komponen NTP Bali itu, tiga di antaranya mengalami kenaikan dan dua menunjukkan angka penurunan.
Ketiga komponen yang mengalami kenaikan, selain subsektor perikanan juga subsektor hortikultura dan tanaman perkebunan rakyat.
Dua sektor yang mengalami penurunan meliputi subsektor peternakan dan tanaman pangan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014