120 Lebih Artikel Jurnal Ilmiah Ternyata "abal-abal"

Senin, 3 Maret 2014 21:21 WIB

Jakarta (Antara Bali) - Sebanyak 120  artikel yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah internasional selama beberapa tahun ini ternyata abal-abal alias palsu.

"Karya-karya ilmiah" tersebut disusun oleh generator kata otomatis yang menyusun kata-kata dan istilah canggih untuk membentuk kalimat. 

Kini, karya-karya tersebut telah ditarik dari jurnal yang menerbitkannya, seperti dilaporkan FoxNews.com.

Karya-karya palsu di bidang ilmu komputer dan matematika memiliki judul seperti "Application and Research of Smalltalk Harnessing Based on Game-Theoretic Symmetries",  "An Evaluation of E-Business with Fin", dan "Simulating Flip-Flop Gates Using Peer-to-Peer Methodologies".

Para penulis karya-karya palsu itu tidak menanggapi permintaan komentar dari FoxNews.com.

Kejadian seperti ini bukanlah yang pertama kalinya terjadi. Pada tahun 1996, seorang profesor fisika melakukan uji coba dengan menyerahkan karya palsu pada jurnal filsafat Social Text.

Dalam karyanya ini, ia berpendapat bahwa gravitasi adalah " postmodern " karena ia " bebas dari ketergantungan pada konsep kebenaran obyektif ". Karya itu diterima dan diterbitkan.

Belum ada penjelasan atas pernyataan mengapa "karya ilmiah" yang omong kosong tersebut ini diterima dalam jurnal ternama.

"Tekanan tinggi pada para ilmuwan menjadikan publikasi terlalu produktif dan kurang bermakna," ujar ilmuwan komputer, Cyril Labbe, dari Joseph Fourier University di Perancis kepada FoxNews.com .

Tetapi, ia tidak mempunyai penjelasan mengapa jurnal ilmiah mempublikasikan karya-karya tak berarti.

"(Karya-karya) ini seharusnya dievaluasi lewat proses peninjauan ulang. Saya tidak dapat menjelaskan mengapa mereka (karya-karya palsu) ini berada di sini. Saya pikir ini membutuhkan sebuah penyelidikan," kata Labbe. 

Para penerbit juga tidak bisa menjelaskan hal ini.

"Kami sedang dalam melakukan proses penyelidikan... (dan) menarik karya-karya (palsu) secepatnya. Pemberitahuan  akan diumumkan setelah tulisan itu dihapus," kata juru bicara penerbit Springer, Eric Merkel-Sobotta.

Penerbit ini mengakui telah menerbitkan sekitar 16 karya palsu.

Kejadian penipuan ini pertama kali dilaporkan dalam jurnal Nature.

Labbe sebelumnya pernah menulis soal cara mendeteksi karya palsu secara otomatis. Ironisnya, karya itu  diterbitkan dalam  jurnal Springer. 

Dia juga membangun sebuah website yang mendeteksi jika suatu karya tulis ternyata hasil rekayasa komputer .

"Alat kami sangat efisien untuk mendeteksi kertas SCIgen dan juga untuk mendeteksi duplikat dan penjiplakan. SCIgen adalah program yang menghasilkan kertas acak, " kata Labbe .

Labbe juga mengatakan, cara-cara yang terlalu numerik mungkin mendorong terjadinya penipuan. (WDY)


Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014

Terkait

Bali jadi tuan rumah Konferensi "Jurnal"

Rabu, 18 Juli 2018 21:40

Dua Siswi SMAN 3 Denpasar Ikuti ISEF

Senin, 4 Mei 2015 20:24

Mahasiswa UI Ciptakan Beton dari Abu

Rabu, 22 April 2015 4:57

Dua Siswi Denpasar Ikuti IISEF Di Amerika

Selasa, 24 Februari 2015 3:51
Terpopuler