Ukraina-Rusia di Ambang Perang, Harga Minyak Meroket

Senin, 3 Maret 2014 15:04 WIB

Singapura (Antara Bali) - Harga minyak di pasar Asia hari ini melonjak naik terpicu sentimen buruk di Ukraina setelah pemerintahan negeri ini yang pro Barat memobilisasi tentara akibat ancaman invasi Rusia ke wilayahnya.

Kontrak utama New York, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, naik 1,14 dolar AS menjadi 103,73 dolar AS, sedangkan minyak mentah Laut Utara Brent untuk pengapalan April melonjak 1,62 dolar AS menjadi 110,69 dolar AS.

Akhir pekan lalu parlemen Rusia menyetujui permintaan Presiden Vladimir Putin untuk mengirimkan tentara ke Krimea yang mayoritas penduduknya beretnis Rusia menyusul penggulingan pemerintah pro-Rusia oleh demonstrasi beberapa hari sebelumnya.

Langkah Rusia ini dikecam dunia, bahkan perdana menteri baru Ukraina, Arseniy mengingatkan bahwa negerinya berada di ambang malapetaka.

Desmond Chua, analis pasar pada CMC Markets di Singapura, mengatakan eskalasi ketegangan di Ukraina menjadi faktor pendorong terkuat naiknya harga minyak.

Menurut dia, mengingat Ukraina adalah bagian dari rantai suplai Brent sehingga perkembangan yang terjadi di negeri ini akan memicu pergerakan harga minyak dunia.

"Saat ini kami akan mencermati Ukraina, mengenai situasi di Krimea," kata dia seperti dikutip AFP, seraya menyebut perkembangan di Ukraina akan mengabaikan faktor harga apa pun.

Para analis JP Morgan Commodities Research mencatat Ukraina memang bukan produsen atau konsumen besar minyak, namun negeri ini menjadi transit untuk ekspor energi Rusia.

Lebih dari 70 persen gas dan minyak Rusia mengalir ke Eropa melalui Ukraina. Sebaliknya, Eropa adalah pembeli 90 persen minyak ekspor Rusia, demikian AFP. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014

Terkait

G20 yang relevan di tengah "polycrisis" dunia

Senin, 1 Agustus 2022 10:43
Terpopuler