Denpasar (Antara Bali) - Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Bali yang mencapai 103,55 persen selama bulan Februari 2014 lebih tinggi daripada NTP rata-rata nasional sebesar 101,79 persen.
"Namun dibandingkan bulan sebelumnya NTP di Bali bulan ini menurun 0,06 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panusunan Siregar di Denpasar, Senin.
Menurut dia, hal itu menunjukkan tingkat kesejahteraan petani Bali masih lebih baik dibanding rata-rata secara nasional.
Subsektor utama yang mendorong turunnya NTP Bali adalah subsektor tanaman pangan yang menurun sebesar 0,62 persen.
Panusunan Siregar menambahkan, berbagai komoditas pertanian yang dihasilkan petani dikelompok dalam lima subsektor, yakni tamanan pangan, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.
NTP diperoleh dari perbandingan indeks yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani semakin tinggi NTP, namun semakin kuat pula tingkat kemampuan daya beli petani.
NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumah tangga.
Panusunan Siregar menjelaskan, menurunnya NTP Bali akibat kenaikan indeks yang dibayar petani sebesar 0,36 persen. Penurunan tersebut terjadi pada subsektor tanaman pangan dan peternakan masing-masing sebesar 0,62 persen.
Sementara NTP subsektor lainnya mengalami kenaikan, yakni subsektor perikanan 0,95 persen, hortikultura 0,56 persen dan tanaman perkebunan rakyat 0,40 persen. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Namun dibandingkan bulan sebelumnya NTP di Bali bulan ini menurun 0,06 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panusunan Siregar di Denpasar, Senin.
Menurut dia, hal itu menunjukkan tingkat kesejahteraan petani Bali masih lebih baik dibanding rata-rata secara nasional.
Subsektor utama yang mendorong turunnya NTP Bali adalah subsektor tanaman pangan yang menurun sebesar 0,62 persen.
Panusunan Siregar menambahkan, berbagai komoditas pertanian yang dihasilkan petani dikelompok dalam lima subsektor, yakni tamanan pangan, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.
NTP diperoleh dari perbandingan indeks yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani semakin tinggi NTP, namun semakin kuat pula tingkat kemampuan daya beli petani.
NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumah tangga.
Panusunan Siregar menjelaskan, menurunnya NTP Bali akibat kenaikan indeks yang dibayar petani sebesar 0,36 persen. Penurunan tersebut terjadi pada subsektor tanaman pangan dan peternakan masing-masing sebesar 0,62 persen.
Sementara NTP subsektor lainnya mengalami kenaikan, yakni subsektor perikanan 0,95 persen, hortikultura 0,56 persen dan tanaman perkebunan rakyat 0,40 persen. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014