Denpasar (Antara Bali) - Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) Sutriono Edi mengatakan industri perdagangan berjangka komoditas Indonesia masih memiliki potensi sangat besar untuk menjadi acuan harga dunia.
"Potensi perdagangan komoditi Indonesia di luar negeri masih memiliki potensi besar. Karena itu kita harus mampu melakukan terobosan melalui promosi dalam setiap kesempatan," katanya di sela-sela acara "Association of Futures Market (AMF) 17 Th Annual Conference 2014" di Nusa Dua, Bali, Senin.
Ia mengatakan kalau dari segi sumber daya alam baik yang terbarukan, seperti pertanian meliputi coklat, kopi dan minyak sawit mentah.
Sedangkan yang tidak terbarukan, kata dia, meliputi pertambangan dan mineral seperti emas, timah, batubara, nikel dan bouksit.
Ia mengatakan potensi tersebut belum sepenuhnya optimal dikembangkan, karena masih cukup banyak komoditas andalan ekspor Indonesia yang diperdagangkan di bursa berjangka di Indonesia bekerja keras menciptakan subyek kontrak berjangka agar harga yang tercipta di bursa dapat menjadi acuan harga dunia bagi perdagangan komoditas.
"Harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) yang diperdagangkan di bursa berjangka komoditi Indonesia sudah menjadi harga patokan ekspor," ujarnya.
Sedangkan coklat, kata dia, menjadi salah satu referensi harga internasional. Sementara untuk komoditas timah yang diperdagangkan di bursa timah Indonesia harganya sudah mencerminkan harga yang terjadi di bursa internasional.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan pertumbuhan nilai ekspor Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan cukup baik, karena itu ekonomi Indonesia saat ini merupakan salah satu faktor kunci pasar pertumbuhan utama dunia.
"Kalau melihat pertumbuhan ekspor Indonesia, pencapaiannya dalam mengantisipasi dan melewati krisis keuangan global cukup luar biasa," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan database world economic outlook 2011, IMF memproyeksikan Indonesia mencapai pertumbuhan tercepat kedua di antara 18 ekonomi terbesar di dunia selama 2009-2015.
"Kondisi perekonomian global pada tahun 2014 diperkirakan membaik dengan ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi negara yang terkena krisis, serta meningkatnya volume perdagangan dunia," katanya. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Potensi perdagangan komoditi Indonesia di luar negeri masih memiliki potensi besar. Karena itu kita harus mampu melakukan terobosan melalui promosi dalam setiap kesempatan," katanya di sela-sela acara "Association of Futures Market (AMF) 17 Th Annual Conference 2014" di Nusa Dua, Bali, Senin.
Ia mengatakan kalau dari segi sumber daya alam baik yang terbarukan, seperti pertanian meliputi coklat, kopi dan minyak sawit mentah.
Sedangkan yang tidak terbarukan, kata dia, meliputi pertambangan dan mineral seperti emas, timah, batubara, nikel dan bouksit.
Ia mengatakan potensi tersebut belum sepenuhnya optimal dikembangkan, karena masih cukup banyak komoditas andalan ekspor Indonesia yang diperdagangkan di bursa berjangka di Indonesia bekerja keras menciptakan subyek kontrak berjangka agar harga yang tercipta di bursa dapat menjadi acuan harga dunia bagi perdagangan komoditas.
"Harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) yang diperdagangkan di bursa berjangka komoditi Indonesia sudah menjadi harga patokan ekspor," ujarnya.
Sedangkan coklat, kata dia, menjadi salah satu referensi harga internasional. Sementara untuk komoditas timah yang diperdagangkan di bursa timah Indonesia harganya sudah mencerminkan harga yang terjadi di bursa internasional.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan pertumbuhan nilai ekspor Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan cukup baik, karena itu ekonomi Indonesia saat ini merupakan salah satu faktor kunci pasar pertumbuhan utama dunia.
"Kalau melihat pertumbuhan ekspor Indonesia, pencapaiannya dalam mengantisipasi dan melewati krisis keuangan global cukup luar biasa," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan database world economic outlook 2011, IMF memproyeksikan Indonesia mencapai pertumbuhan tercepat kedua di antara 18 ekonomi terbesar di dunia selama 2009-2015.
"Kondisi perekonomian global pada tahun 2014 diperkirakan membaik dengan ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi negara yang terkena krisis, serta meningkatnya volume perdagangan dunia," katanya. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014