Denpasar (Antara Bali) - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani masalah pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan (UNESCO) melakukan pemantauan terkait pelayanan bagi para penyandang difabel di Kota Denpasar.
"Selain menggagas forum jaringan kota inklusif bersama Kota Denpasar, kami mengunjungi peresmian pusat layanan khusus bagi penyandang difabel di Denpasar," kata perwakilan UNESCO di Jakarta Hubert Gijzen, Kamis.
Ia mengharapkan dengan adanya forum tersebut, para pemimpin daerah bisa lebih memperhatikan penyandang difabel. "Kami mengharapkan dengan diskusi yang dilakukan nanti ada kesepahaman terkait dengan bagaimana memberikan pelayanan bagi para difabel," katanya seusai acara pembukaan forum pertemuan wali kota dan bupati se Indonesia terkait kota inklusif di Sanur, Denpasar.
Hubert Gijzen memberikan apresiasi atas apa yang telah dilakukan pemerintah Kota Denpasar dengan menampilkan kesenian tarian dan tabuh yang dibawakan oleh para penyandang difabel saat pembukaan acara tersebut.
"Kesenian tadi telah menunjukkan bagaimana Kota Denpasar mampu memberikan ruang lebih dalam berkreasi bagi para penyandang difabel," ujarnya.
Namun, dari UNESCO sendiri tidak akan memberikan sumbangan dana langsung terhadap pemerintah daerah terkait dengan jaringan kota inklusif.
"Kami tidak akan memberikan bantuan dana langsung, karena bukan lembaga donor, kami akan lebih memberikan bantuan pengetahuan, membuka jaringan internasional, dan membantu dalam proses membuat kebijakan bagi penyandang difabel," katanya.
Ia mengatakan hal yang paling penting adalah bagaimana para peserta forum tersebut dapat berkomitmen untuk melakukan penanganan terhadap para difabel.
"Seusai acara ini upaya seperti apa yang akan dilakukan oleh para pimpinan daerah untuk memberikan pelayanan kepada penyandang difabel, itulah yang terpenting," ujarnya. (*/dwa)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Selain menggagas forum jaringan kota inklusif bersama Kota Denpasar, kami mengunjungi peresmian pusat layanan khusus bagi penyandang difabel di Denpasar," kata perwakilan UNESCO di Jakarta Hubert Gijzen, Kamis.
Ia mengharapkan dengan adanya forum tersebut, para pemimpin daerah bisa lebih memperhatikan penyandang difabel. "Kami mengharapkan dengan diskusi yang dilakukan nanti ada kesepahaman terkait dengan bagaimana memberikan pelayanan bagi para difabel," katanya seusai acara pembukaan forum pertemuan wali kota dan bupati se Indonesia terkait kota inklusif di Sanur, Denpasar.
Hubert Gijzen memberikan apresiasi atas apa yang telah dilakukan pemerintah Kota Denpasar dengan menampilkan kesenian tarian dan tabuh yang dibawakan oleh para penyandang difabel saat pembukaan acara tersebut.
"Kesenian tadi telah menunjukkan bagaimana Kota Denpasar mampu memberikan ruang lebih dalam berkreasi bagi para penyandang difabel," ujarnya.
Namun, dari UNESCO sendiri tidak akan memberikan sumbangan dana langsung terhadap pemerintah daerah terkait dengan jaringan kota inklusif.
"Kami tidak akan memberikan bantuan dana langsung, karena bukan lembaga donor, kami akan lebih memberikan bantuan pengetahuan, membuka jaringan internasional, dan membantu dalam proses membuat kebijakan bagi penyandang difabel," katanya.
Ia mengatakan hal yang paling penting adalah bagaimana para peserta forum tersebut dapat berkomitmen untuk melakukan penanganan terhadap para difabel.
"Seusai acara ini upaya seperti apa yang akan dilakukan oleh para pimpinan daerah untuk memberikan pelayanan kepada penyandang difabel, itulah yang terpenting," ujarnya. (*/dwa)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014