Tabanan (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali berencana mulai 2015 akan membeli mesin untuk mengeringkan sampah plastik yang akan didistribusikan pada seluruh desa di Pulau Dewata.

"Dengan adanya mesin itu, kami harapkan setiap desa bisa mengerahkan masyarakatnya untuk mengumpulkan sampah plastik kemudian dijual di pabrik pengolahan di Kecamatan Kediri, Tabanan," kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam kunjungannya ke pabrik pengolahan sampah plastik Enviro Pallets, di Tabanan, Kamis.

Menurut dia, dengan kapasitas pabrik yang dapat mengolah 1,5 ton sampah plastik kering dirasanya cukup untuk menampung sampah-sampah yang ada di Bali, atau jika program ini berjalan dengan baik bisa-bisa daerahnya suatu ketika malah mendatangkan sampah plastik dari Jawa.

"Bayangkan saja, satu kilogram sampah kering di sini dihargai Rp1.500, kalau dijual 10 kilogram saja sudah bisa beli beras dan saya yakin masyarakat akan semakin tertarik memungut sampah plastik," ujarnya.

Pastika berpandangan, kalau seluruh banjar (dusun) di Bali bisa menjual sampah plastik yang kering ke pabrik tersebut, maka program "Bali Green Province" akan cepat terealisasi.

Namun, ia juga tidak memungkiri bahwa untuk merealisasikan program ini diperlukan perencanaan yang matang.

Sementara itu, Tigor, sebagai kepala produksi di pabrik tersebut mengatakan sampah-sampah plastik di sini diolah menjadi palet yang digunakan untuk tatakan pengangkutan barang-barang.

"Keuntungan palet dari plastik ini adalah lebih tahan lama dan tidak rentan dimakan rayap, mengingat palet kayu yang tersedia saat ini mudah keropos dan tidak tahan lama," ujar Tigor. (LHS)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : Ni Luh Rhismawati


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014