Negara (Antara Bali) - Pelayanan mobil ambulans RSU Negara dikeluhkan, karena akibat keterlambatan, pasien kritis yang sedianya dirujuk ke RS Sanglah meninggal dunia.
"Kami menunggu hingga empat jam baru ambulans RSU Negara datang, sayangnya paman saya yang kritis meninggal saat sampai di RS Sanglah. Kalau ambulansnya lebih cepat, mungkin dia masih tertolong," kata Nurholik, salah seorang warga Kelurahan Loloan Timur, Senin.
Ia mengatakan, Rawian, pamannya mengalami kecelakaan di wilayah ujung barat Kabupaten Tabanan, saat mobil yang dikemudikannya menabrak truk yang sedang parkir.
Dengan pertimbangan jarak yang lebih dekat, pamannya tersebut dibawa ke RSU Negara dengan kondisi yang masih sadar, dan bisa diajak berkomunikasi.
"Dari pemeriksaan medis, dikatakan hati paman saya pecah karena benturan saat kecelakaan. Tidak lama kemudian kondisinya kritis," ujarnya.
Menurutnya, petugas medis memutuskan Rawian harus menjalani operasi yang hanya bisa dilakukan di RS Sanglah, karena di RSU Negara kekurangan peralatan medis.
"Setelah mengurus administrasi, kami disuruh menunggu mobil ambulans untuk ke Denpasar, namun lama sekali tidak datang-datang," katanya.
Agar pamannya tersebut cepat dibawa ke RS Sanglah, Nurholik sempat minta bantuan ambulans partai politik, namun dikatakan sopirnya sedang berada di Denpasar.
"Mau tidak mau kami harus menunggu ambulans rumah sakit, yang empat jam kemudian baru datang. Padahal kondisi paman saya sudah kritis," ujarnya.
Meskipun menganggap kematian Rawian sebagai takdir, ia minta, pelayanan di RSU Negara ditingkatkan, khususnya terkait pelayanan cepat mobil ambulans terhadap pasien yang kritis.
Terkait keluhan ini, Direktur RSU Negara, dr Made Dwipayana mengatakan, mobil ambulans yang dimiliki institusinya terbatas, yaitu hanya empat unit.
"Dari jumlah tersebut, hanya tiga yang beroperasi, sementara satunya masih rusak dan sedang diperbaiki. Kami akui, pelayanan terkait hal tersebut harus ditingkatkan," katanya.
Ia menduga, kejadian yang menimpa Rawian, karena seluruh mobil ambulans sedang dipergunakan, sehingga yang bersangkutan harus menunggu.
Sementara untuk prosedur rujukan ke RS Sanglah, ia mengatakan, terlebih dahulu harus menghubungi rumah sakit tersebut, apakah siap menerima rujukan termasuk keberadan dokter ahlinya.
"Keluarga pasien juga kami mintai persetujuan untuk rujuk tersebut. Setelah itu administrasi disiapkan, termasuk mobil ambulansnya," ujarnya.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014