Denpasar (Antara Bali) - Pengamat masalah pertanian di Bali Dr I Gede Sedana menilai, kebijakan pemerintah yang berpihak kepada petani dalam bentuk subsidi dan proteksi pertanian secara ironi mampu menjadikan petani semakin tangguh.
"Kondisi itu mampu meningkatkan citra Indonesia sekaligus berdaulat dalam bidang pangan," kata Dr Gede Sedana yang juga dekan Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan, petani yang semakin tangguh dalam aspek pengelolaan usaha tani dan meningkatkan kesejahteraan memberikan jaminan terwujudnya kedaulatan beras di Indonesia.
Oleh sebab itu keberadaan petani sangat penting yang harus ditangani lintas kementerian yang semuanya berpihak pada pemberdayaan petani.
"Jika kedaulatan beras dapat terwujud akan mampu memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, sekaligus mengekspor kelebihan hasil produksi pertanian," ujar Gede Sedana.
Hal itu perlu mendapat perhatian serius dari berbagai pihak sehubungan belakangan ini Indonesia kembali mengimpor beras dari Vietnam sekitar 15.000 ton.
Secara sederhana, upaya mewujudkan kedaulatan beras dapat dilakukan dengan peningkatan produktivitas dan kualitas beras yang dihasilkan.
Kegiatan dapat dilakukan dengan meguatkan kebijakan pemerintah seperti subsidi dan proteksi serta asuransi pertanian, disamping meningkatkan teknologi dan penguatan kapasitas sumber daya manusia.
Selain itu memperbaiki subsistem pengolahan, pemasaran dan penunjang (irigasi, tranportasi) sehingga agribisnis perpadian (beras) menjadi bagian perekonomian nasional yang sangat tangguh, ujar Gede Sedana. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Kondisi itu mampu meningkatkan citra Indonesia sekaligus berdaulat dalam bidang pangan," kata Dr Gede Sedana yang juga dekan Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan, petani yang semakin tangguh dalam aspek pengelolaan usaha tani dan meningkatkan kesejahteraan memberikan jaminan terwujudnya kedaulatan beras di Indonesia.
Oleh sebab itu keberadaan petani sangat penting yang harus ditangani lintas kementerian yang semuanya berpihak pada pemberdayaan petani.
"Jika kedaulatan beras dapat terwujud akan mampu memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, sekaligus mengekspor kelebihan hasil produksi pertanian," ujar Gede Sedana.
Hal itu perlu mendapat perhatian serius dari berbagai pihak sehubungan belakangan ini Indonesia kembali mengimpor beras dari Vietnam sekitar 15.000 ton.
Secara sederhana, upaya mewujudkan kedaulatan beras dapat dilakukan dengan peningkatan produktivitas dan kualitas beras yang dihasilkan.
Kegiatan dapat dilakukan dengan meguatkan kebijakan pemerintah seperti subsidi dan proteksi serta asuransi pertanian, disamping meningkatkan teknologi dan penguatan kapasitas sumber daya manusia.
Selain itu memperbaiki subsistem pengolahan, pemasaran dan penunjang (irigasi, tranportasi) sehingga agribisnis perpadian (beras) menjadi bagian perekonomian nasional yang sangat tangguh, ujar Gede Sedana. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014