Denpasar (Antara Bali) - Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengharapkan berbagai pihak tidak mempolitisasi upaya penanganan bencana di kabupaten paling utara Pulau Bali itu.

"Jangan sampai bencana dipolitisir, apalagi menjelang pemilu legislatif. Saya pribadi sudah berupaya, besok alat berat saya datangkan untuk membantu penanganan di Desa Bebetin," katanya usai menghadiri penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tentang akses data transaksi rekening pemerintah kabupaten/kota se-Bali secara online pada PT BPD Bali, di Denpasar, Selasa.

Terkait dengan belum adanya alat berat yang diturunkan ke daerah bencana di Desa Sudaji, menurut dia, masyarakat jangan salah kaprah terlebih dahulu.

"Bagaimana mau bawa alat berat ke sana, orang `nggak` bisa masuk karena jalannya putus dan jembatan di sana dari kayu. Sedangkan di Bebetin, sudah langsung bisa dibuka aksesnya," ujarnya.

Suradnyana mengaku meminjamkan alat berat pemecah batu (breaker) secara pribadi karena memang di Buleleng tidak ada alat itu. Di Sudaji memang alat berat tidak bisa masuk, tetapi TNI sudah melakukan pengecekan juga.

"Apa direlokasi atau perbaiki infrastrukturnya dulu, kami lihat perencanaannya dulu dan disesuaikan dengan kondisi keuangan daerah," katanya.

Sementara itu, mengenai warga yang kehilangan rumah akibat banjir dan tanah longsor, diupayakan untuk memberikan bantuan bedah rumah. Terkait dengan penggunaan dana darurat bencana, Suradnyana mengatakan harus melalui proses penetapan tergolong kategori bencana apa tidak musibah yang terjadi pada Kamis (23/1) itu.

"Penetapan sudah saya tandatangani, kami tidak bisa `menghajar` langsung menggunakan dana itu, nanti bisa tertangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi," ujar Suradnyana.

Bencana alam berupa banjir bandang dan tanah longsor sebelumnya terjadi sejumlah titik di Kabupaten Buleleng pada Kamis (23/1) yang mengakibatkan empat orang tewas. Korban tewas tersebut, di antaranya satu tewas akibat hanyut dibawa arus banjir bandang dan tiga orang lainnya tewas karena tertimpa longsor.

Selain itu, bencana juga menyebabkan hanyutnya hewan peliharaan yang terbawa air dan terputusnya sejumlah jalan yang menghubungkan jalur Kintamani-Singaraja.

Banjir dan longsor yang menimpa wilayah itupun telah memaksa 62 warga mengungsi ke Pura Cengked, Buleleng, yang tak jauh dari permukiman penduduk. (LHS)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : Ni Luh Rhismawati


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014