Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengharapkan pihak hotel dan pelaku pariwisata lainnya di Pulau Dewata dapat mengelola sampah dengan baik sehingga dapat meringankan beban pemerintah mengatasi berbagai persoalan lingkungan.
"Kami harapkan hotel-hotel di Bali juga mulai mengelola sampah, dari memilah hingga menghasilkan pupuk-pupuk dari sampah organik. Jika semua bersinergi, pemerintah, masyarakat dan pelaku usaha, kami yakin tidak akan lama lagi masalah persampahan akan selesai," katanya saat berdiskusi dengan tokoh-tokoh pariwisata, di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, salah satu keberhasilan pariwisata di Bali sangat ditentukan oleh kualitas lingkungan di sekitarnya. Dengan lingkungan bersih menjadi kunci kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung ke Pulau Dewata.
"Jika semua pihak sudah sadar dalam mengelola sampah, maka tugas kami memfasilitasi berupa bantuan alat dan dana akan semakin mudah," ujarnya.
Di sisi lain, pihaknya juga mengharapkan agar sampah bisa dikelola di masing-masing desa. Terlebih dalam UU Desa diamanatkan agar desa bisa mengelola ekonomi masyarakatnya sendiri.
"Kami harapkan agar masyarakat desa yang diketuai oleh masing-masing kepala desa bisa melihat sampah dari sisi ekonomi. Pengelolaan sampah organik bisa dijadikan pupuk organik, dan bahkan sebagai bahan energi alternatif," katanya.
Kalau semua desa bisa melakukan itu semua, lanjut Sudikerta, maka ekonomi di desa semakin maju, dan program Bali Clean and Green (bersih dan hijau)semakin cepat tercapai.
"Pemprov Bali selama ini selalu berkomitmen meningkatkan pariwisata, yang salah satunya adalah konsen menanggulangi sampah yang menjadi momok pariwisata," ujarnya.
Selain masalah sampah, fokus pemerintah untuk menunjang pariwisata di Bali sekarang yaitu pembenahan dan penambahan infrastruktur. Infrastruktur yang bagus juga bisa menjadi magnet bagi wisatawan ke Bali.
Sementara itu, salah seorang peserta diskusi yang juga anggota Badan Promosi Pariwisata Daerah Bali Bagus Sudibya, menyoroti keberadaan Bali yang merupakan destinasi wisata terkenal di dunia, namun masih menyisakan permasalahan sampah yang belum terselesaikan dari dulu.
"Hal ini bisa dilihat dari menumpuknya sampah di Pantai Kuta setiap tahun," ujarnya. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Kami harapkan hotel-hotel di Bali juga mulai mengelola sampah, dari memilah hingga menghasilkan pupuk-pupuk dari sampah organik. Jika semua bersinergi, pemerintah, masyarakat dan pelaku usaha, kami yakin tidak akan lama lagi masalah persampahan akan selesai," katanya saat berdiskusi dengan tokoh-tokoh pariwisata, di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, salah satu keberhasilan pariwisata di Bali sangat ditentukan oleh kualitas lingkungan di sekitarnya. Dengan lingkungan bersih menjadi kunci kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung ke Pulau Dewata.
"Jika semua pihak sudah sadar dalam mengelola sampah, maka tugas kami memfasilitasi berupa bantuan alat dan dana akan semakin mudah," ujarnya.
Di sisi lain, pihaknya juga mengharapkan agar sampah bisa dikelola di masing-masing desa. Terlebih dalam UU Desa diamanatkan agar desa bisa mengelola ekonomi masyarakatnya sendiri.
"Kami harapkan agar masyarakat desa yang diketuai oleh masing-masing kepala desa bisa melihat sampah dari sisi ekonomi. Pengelolaan sampah organik bisa dijadikan pupuk organik, dan bahkan sebagai bahan energi alternatif," katanya.
Kalau semua desa bisa melakukan itu semua, lanjut Sudikerta, maka ekonomi di desa semakin maju, dan program Bali Clean and Green (bersih dan hijau)semakin cepat tercapai.
"Pemprov Bali selama ini selalu berkomitmen meningkatkan pariwisata, yang salah satunya adalah konsen menanggulangi sampah yang menjadi momok pariwisata," ujarnya.
Selain masalah sampah, fokus pemerintah untuk menunjang pariwisata di Bali sekarang yaitu pembenahan dan penambahan infrastruktur. Infrastruktur yang bagus juga bisa menjadi magnet bagi wisatawan ke Bali.
Sementara itu, salah seorang peserta diskusi yang juga anggota Badan Promosi Pariwisata Daerah Bali Bagus Sudibya, menyoroti keberadaan Bali yang merupakan destinasi wisata terkenal di dunia, namun masih menyisakan permasalahan sampah yang belum terselesaikan dari dulu.
"Hal ini bisa dilihat dari menumpuknya sampah di Pantai Kuta setiap tahun," ujarnya. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014