Denpasar (Antara Bali) - Keteresediaan vaksin antirabies (VAR) di Provinsi Bali mencapai 49 ribu dosis atau cukup untuk memenuhi kebutuhan selama enam bulan ke depan.

"Masyarakat tidak perlu khawatir adanya kelangkaan VAR. Jumlah tersebut cukup untuk enam bulan dengan asumsi jumlah kasus gigitan anjing tetap sama yakni sekitar 100 gigitan per hari," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya di Denpasar, Minggu.

Stok VAR sejumlah 49 ribu dosis lebih itu tersebar di sembilan kabupaten/kota untuk selanjutnya didistribusikan ke berbagai pusat penanganan rabies (rabies center).

"Meskipun jumlah VAR aman, kami harapkan masyarakat tetap waspada dan menghindari digigit anjing karena di beberapa tempat masih ditemukan anjing-anjing liar yang positif rabies," ujarnya.

Menurut dia, kasus gigitan anjing di Bali juga masih tinggi, yakni di atas 100 kasus per hari, bahkan tahun-tahun sebelumnya di atas 130 gigitan per hari. Pihaknya mengharapkan jumlah kasus dapat menurun.

"Terhadap anjing-anjing liar itu, daripada menggigit, mungkin perlu dipertimbangkan untuk mengeliminasi. Sedangkan jika mau dipelihara harus divaksin dulu," katanya.

Pihaknya juga mempertanyakan langkah Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) yang sudah melakukan vaksinasi secara gencar, namun nyatanya di beberapa tempat masih ditemukan anjing positif rabies.

"Memang daerah kita terancam gagal untuk mendeklarasikan diri sebagai daerah bebas rabies pada 2015 karena ternyata dalam dua tahun berturut-turut masih ditemukan kasus rabies. Namun demikian, sesungguhnya manajemen penanganan rabies di Bali cukup baik sehingga mendapat penghargaan dari WHO," ujarnya.

Pada 20 Januari mendatang, ia mewakili Pemprov Bali juga diundang ke Manila, Filipina, untuk mempresentasikan langkah-langkah penanganan rabies.

Di sisi lain, kata Suarjaya, untuk stok serum anti-rabies (SAR) di Bali saat ini sekitar 300 vial lebih. "SAR diberikan untuk mereka yang benar-benar berisiko rabies dan diberikan sekali suntik, sedangkan VAR itu untuk empat suntikan kepada setiap penderita gigitan," ujarnya.

Ia mengatakan, kematian akibat rabies sejak pertama kali ditemukan di Bali pada 2007, hingga saat ini total sudah mencapai 146 orang. (LHS)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : Ni Luh Rhismawati


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014