Denpasar (Antara Bali) - Sejumlah mahasiswa asing yang tengah mengeyam pendidikan di Bali dinilai tak terpengaruh dengan isu terorisme dan keamanan di Tanah Air pascapenggerebekan terduga teroris di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.
"Kami sering menanyakan kepada mahasiwa terkait isu teroris dan keamanan dan sebagian besar menjawab tidak khawatir. Sebelumnya juga pemerintah Australia mengeluarkan 'travel advosory' (imbauan perjalanan) ke Indonesia, tetapi malah mahasiswanya banyak ke sini (Bali)," kata Pembantu Rektor IV Universitas Udayana, Prof Dr I Made Suastra, di Denpasar, Senin.
Menurut dia, pascapenggerebekan terduga teroris di Ciputat yang menewaskan enam orang terduga teroris itu, pihak kampus menyakini tidak mempengaruhi para mahasiswa dari berbagai negara yang saat ini tengah mengeyam pendidikan di perguruan tinggi negeri itu.
Pembantu Rektor bidang kerja sama dan informasi itu menyakini hal tersebut karena sebagian besar pelajar mancanegara itu mempercayai masyarakat Bali khususnya dalam menjaga keamanan internal termasuk dari pihak kepolisian.
Terkait dengan isu terorisme, pihak kampus, kata dia, kerap memberikan penjelasan terkait dari segi keamanan dalam setiap orientasi mahasiswa.
"Kami berikan penjelasan kepada mereka terutama dari segi keamanan termasuk pada saat masa orientasi minimal menjaga keamanan dirinya dan terkait keamanan kelembagaan juga untuk cepat mengontak pihak universitas," ucap guru besar dengan senyum khas itu.
Begitu pula dengan pembatalan kedatangan para pelajar dari berbagai negara, kata dia, belum terjadi karena hal tersebut telah direncanakan jauh-jauh hari. "Belum ada itu (pembatalan). Kalaupun misalnya ada satu atau dua, saya yakin itu bukan karena itu (keamanan)," ucapnya.
Hal tersebut dibuktikan dengan kedatangan 40 mahasiswa dari berbagai negara yang akan belajar singkat selama satu semester di Unud terkait studi Asia.
Para pelajar muda itu didatangkan oleh lembaga pendidikan Asian Exchange yang bermarkas di Finlandia akan menerima sejumlah materi perkuliahan di antaranya mengenai bahasa, budaya, sejarah dan etnologi, hukum, pariwisata hingga bisnis di Indonesia.
Di Unud sendiri pada tahun 2013 tercatat sekitar 1.600 mahasiswa dari berbagai negara mengeyam pendidikan baik tingkat pendidikan singkat, sarjana, hingga pascasarjana.
Tidak terpengaruhnya para mahasiswa mancanegara yang belajar khususnya di Bali terkait dengan isu terorisme diakui oleh seorang mahasiswa pascasarjana dari Program Studi Linguistik Unud, Davide Carella yang berasal dari Italia.
"Saya merasa aman di Bali. Kami berterima kasih kepada polisi Indonesia," ucap mahasiswa yang menekuni kajian terjemahan itu. (DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Kami sering menanyakan kepada mahasiwa terkait isu teroris dan keamanan dan sebagian besar menjawab tidak khawatir. Sebelumnya juga pemerintah Australia mengeluarkan 'travel advosory' (imbauan perjalanan) ke Indonesia, tetapi malah mahasiswanya banyak ke sini (Bali)," kata Pembantu Rektor IV Universitas Udayana, Prof Dr I Made Suastra, di Denpasar, Senin.
Menurut dia, pascapenggerebekan terduga teroris di Ciputat yang menewaskan enam orang terduga teroris itu, pihak kampus menyakini tidak mempengaruhi para mahasiswa dari berbagai negara yang saat ini tengah mengeyam pendidikan di perguruan tinggi negeri itu.
Pembantu Rektor bidang kerja sama dan informasi itu menyakini hal tersebut karena sebagian besar pelajar mancanegara itu mempercayai masyarakat Bali khususnya dalam menjaga keamanan internal termasuk dari pihak kepolisian.
Terkait dengan isu terorisme, pihak kampus, kata dia, kerap memberikan penjelasan terkait dari segi keamanan dalam setiap orientasi mahasiswa.
"Kami berikan penjelasan kepada mereka terutama dari segi keamanan termasuk pada saat masa orientasi minimal menjaga keamanan dirinya dan terkait keamanan kelembagaan juga untuk cepat mengontak pihak universitas," ucap guru besar dengan senyum khas itu.
Begitu pula dengan pembatalan kedatangan para pelajar dari berbagai negara, kata dia, belum terjadi karena hal tersebut telah direncanakan jauh-jauh hari. "Belum ada itu (pembatalan). Kalaupun misalnya ada satu atau dua, saya yakin itu bukan karena itu (keamanan)," ucapnya.
Hal tersebut dibuktikan dengan kedatangan 40 mahasiswa dari berbagai negara yang akan belajar singkat selama satu semester di Unud terkait studi Asia.
Para pelajar muda itu didatangkan oleh lembaga pendidikan Asian Exchange yang bermarkas di Finlandia akan menerima sejumlah materi perkuliahan di antaranya mengenai bahasa, budaya, sejarah dan etnologi, hukum, pariwisata hingga bisnis di Indonesia.
Di Unud sendiri pada tahun 2013 tercatat sekitar 1.600 mahasiswa dari berbagai negara mengeyam pendidikan baik tingkat pendidikan singkat, sarjana, hingga pascasarjana.
Tidak terpengaruhnya para mahasiswa mancanegara yang belajar khususnya di Bali terkait dengan isu terorisme diakui oleh seorang mahasiswa pascasarjana dari Program Studi Linguistik Unud, Davide Carella yang berasal dari Italia.
"Saya merasa aman di Bali. Kami berterima kasih kepada polisi Indonesia," ucap mahasiswa yang menekuni kajian terjemahan itu. (DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014