Kuta (Antara Bali) - Musyawarah Nasional XIII Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) di Bali pada 19-22 Januari 2014 menjadi ajang konsolidasi dalam menghadapi "gempuran" kontraktor asing.

"Mau tidak mau pada 2015 kita harus bersaing dengan mereka. Munas nanti dijadikan ajang untuk konsolidasi diri," kata Ketua Umum Badan Pimpinan Pusat Gapensi Soeharsojo di Jimbaran, Kuta, Bali, Minggu.

Pada 2010 jumlah kontraktor asing yang beroperasi di Indonesia hanya 140. Namun pada 2013 meningkat menjadi 296 yang didominasi oleh Jepang, Korea Selatan, dan China.

"Kontraktor-kontraktor asing itu mengambil 75 persen dari Rp431 triliun pekerjaan konstruksi nasional," ujarnya di sela-sela Gerakan Penanaman Pohon di areal kampus Universitas Udayana (Unud) di Bukit Jimbaran itu.

Di lain pihak, jumlah kontraktor lokal mencapai 186 ribu, sebanyak 62 ribu di antaranya berada di bawah Gapensi. Dari jumlah itu, sebut Soeharsojo, hanya satu persen termasuk kontraktor besar dan sembilan persen kontraktor menengah, sedangkan 90 persen kontraktor kecil.

"Kalau kontraktor besar telah mengambil 85 persen nilai proyek konstruksi nasional pada 2013 sebesar Rp431 triliun, maka kontraktor-kontraktor kecil ini justru bersaing mendapatkan proyek yang hanya 15 persen," katanya.

Oleh sebab itu, dia mendorong pemerintah untuk menekan kontraktor asing yang mendapatkan proyek di Indonesia agar menggandeng kontraktor lokal.

"Di sinilah pentingnya konsolidasi agar kontraktor-kontraktor lokal punya daya saing," kata Soeharsojo yang bakal mencalonkan diri lagi sebagai Ketua Umum BPP Gapensi periode 2014-2019 dalam Munas di Bali itu.

Menurut dia, selama ini Kementerian Pekerjaan Umum sudah memberikan perhatian yang sangat besar kepada Gapensi. Selanjutnya dia meminta Kementerian Perindustrian turut memperhatikannya.

"Sekitar 78,6 persen dari pekerjaan konstruksi itu berupa bahan bangunan. Di sinilah perlunya perhatian dari Kementerian Perindustrian," katanya menambahkan.

Ia juga meminta perhatian dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral karena pertambangan umum seperti pasir dan batu sangat penting bagi usaha jasa konstruksi, di samping selama 2013 kementerian di bawah Jero Wacik itu paling banyak memiliki proyek. (M038)

Pewarta: Oleh M. Irfan Ilmie

Editor : M. Irfan Ilmie


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014