Gianyar (Antara Bali) - Objek wisata perkebunan jeruk Bali di Kabupaten Gianyar dipadati wisatawan dari kalangan pelajar selama musim liburan sekolah yang bersamaan dengan Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2014.
"Sampai-sampai kami kewalahan karena wisatawan yang datang secara bergelombang," kata I Wayan Wartawan selaku pengelola objek wisata perkebunan jeruk Bali di Dusun Let, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Rabu.
Menurut dia, pelajar tersebut berasal dari berbagai daerah di Pulau Jawa yang mengunjungi objek wisata perkebunan itu.
Wayan Wartawan memberikan penjelasan kepada setiap kelompok yang datang ke lahan perkebunan miliknya seluas 4,5 hektare di utara Ibu Kota Kabupaten Gianyar itu.
"Memang mereka datang ke sini untuk belajar tata cara menanam jeruk, selain menikmati objek wisata perkebunan ini," ujarnya.
Di samping itu, para wisatawan juga mendapat kesempatan untuk mengolah kotoran ternak menjadi pupuk organik.
Setelah puas mengelilingi lahan perkebunan seluas 4,5 hektare itu, wisatawan masih mendapat membawa pulang jeruk Bali dan dapat menikmati kopi bubuk khas Kintamani. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Sampai-sampai kami kewalahan karena wisatawan yang datang secara bergelombang," kata I Wayan Wartawan selaku pengelola objek wisata perkebunan jeruk Bali di Dusun Let, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Rabu.
Menurut dia, pelajar tersebut berasal dari berbagai daerah di Pulau Jawa yang mengunjungi objek wisata perkebunan itu.
Wayan Wartawan memberikan penjelasan kepada setiap kelompok yang datang ke lahan perkebunan miliknya seluas 4,5 hektare di utara Ibu Kota Kabupaten Gianyar itu.
"Memang mereka datang ke sini untuk belajar tata cara menanam jeruk, selain menikmati objek wisata perkebunan ini," ujarnya.
Di samping itu, para wisatawan juga mendapat kesempatan untuk mengolah kotoran ternak menjadi pupuk organik.
Setelah puas mengelilingi lahan perkebunan seluas 4,5 hektare itu, wisatawan masih mendapat membawa pulang jeruk Bali dan dapat menikmati kopi bubuk khas Kintamani. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013