Gianyar (Antara Bali) - "Bali Mynah" atau Leucopsar rothschildi yang lebih dikenal sebagai Curik Bali, merupakan satu-satunya satwa endemik di Pulau Dewata yang keberadaannya terancam punah.

Burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 25 sentimeter itu hanya terdapat di Taman Nasional Bali Barat, wilayah ujung barat pulau wisatainternasional itu, selain di Pulau Nusa Penida.

Bali Mynah atau Jalak Bali, dari suku Sturnidae, memiliki ciri berbulu putih, berbingkai mata biru cemerlang dan sentuhan hitam pada paruh serta ekornya.

Habitatnya di kawasan sabana dan hutan yang mudah mendapatkan suplai serangga, biji-bijian dan buah-buahan.

Spesies itu cenderung hidup berkelompok sebanyak 30-60 ekor dan berkawan dengan sesama jenisnya ketika tidak dalam musim kawin. Saat musim kawin, yang jantan akan mencari perhatian dari sang betina dengan cara mengembangkan sayap dan mengangguk-anggukkan kepala.

Sejak November sampai April merupakan musim berkembang biak bagi Bali Mynah yang juga biasa disebut Jalak Bali. Satwa itu biasanya berkembang biak dalam sarang dan sang induk mengerami telurnya selama 13-16 hari.

Spesies burung itu terancam punah karena habitatnya dirusak oleh deforestasi, perdagangan ilegal, dan persaingan habitat dengan "Mynah" lainnya seperti black-wing Starling atau jalak bersayap hitam.

Banyak pihak berusaha melakukan pelestarian burung itu dari kepunahan. Taman Safari Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Pelestari Curik Bali (APCB) berada pada garis depan dalam upaya pelestarian dan konservasinya.

Pada tahun lalu bersama Menteri Kehutanan pada masa itu, M.S Kaban, dilepaskan 34 Curik Bali hasil penangkaran anggota APCB, Yokohama Zoo dan Taman Safari Indonesia, ke Taman Nasional Bali Barat.

Ketua APCB, Tony Sumampau mengatakan bahwa Curik Bali yang dilepasliarkan tersebut merupakan burung hasil penangkaran di Taman Safari Indonesia, dan Yokohama Research Center, Jepang, serta lokasi penangkaran di TNBB.

Selain di Bali Barat, tempat penangkaran di Pulau Nusa Penida juga dimanfaatkan untuk mengatasi hilangnya populasi Curik Bali. Hasil penangkaran diharapkan dapat mengurangi kekhawatiran akan punahnya Curik Bali.

Bali Safari and Marine Park di Jalan By Pass Ida Bagus Mantra Km.25 Kabupaten Gianyar sebagai bagian dari Taman Safari Indonesia, sejak tiga tahun terakhir menjadi anggota aktif Persatuan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI) dan APCB.

Tahun ini delapan Curik Bali telah berhasil dikembangbiakkan di Bali Safari. Hal itu merupakan salah satu implementasi dari program konservasi terhadap satwa langka yang terancam punah.

Upaya pengembangbiakan yang dilakukan sekarang diharapkan dapat menyelamatkan populasi Curik Bali yang ada di sekitar kita. Pengunjung Bali Safari dapat melihat burung yang indah itu di Lobby Barong di area Fresh Water Aquarium.

Berbagai pihak yang peduli terhadap keberadaan burung itu, terus berupaya mengembalikan populasi Bali Mynah. Hal itu mengingat satwa yang dikenal sebagai maskot Pulau Bali tersebut keberadaannya cukup memprihatinkan, karena populasinya yang semakin menurun.

Sebagai lembaga konservasi, Bali Safari and Marine Park berusaha untuk mengembangbiakkan dan memperkenalkan kembali satwa-satwa yang terancam punah. Upaya itu dilakukan agar dapat mempertahankan keanekaragaman fauna di Indonesia. (Astrid W Iswulandari, Marketing Komunikasi Media Bali Safari & Marine Park). (*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010