Denpasar (Antara Bali) - Wakil Ketua MPR-RI Dr Ahmad Farhan Hamid MS menegaskan, Pancasila harus dipahami dan dimaknai agar nilai-nilai yang sangat fundamental yang ada pada dasar negara Indonesia itu dapat menjadi pemandu arah penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Memaknai kembali nilai-nilai Pancasila, tak lain memperbincangkan ideologi nasional yang perlu terus dikaji dalam konteks waktu generasi dan semangat zaman," kata Wakil Ketua MPR-RI Dr Ahmad Farhan Hamid MS di Denpasar, Senin.

Ketika tampil sebagai pembicara utama pada Kongres Pancasila yang kedua, ia mengingatkan, Pancasila tidak dapat hanya dimaknai dalam tataran konsep semata, tetapi sampai pada tataran praksis yang dapat diimplemtasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dengan demikian, pemaknaan Pancasila harus sampai tahap bahwa nilai-nilai Pancasila dapat menjadi perangkat kritik yang efektif dalam kehidupan berbangsa.

Dalam acara yang dibuka Gubernur Bali Made Mangku Pastika itu, Dr Ahmad Farhan menambahkan, sejarah mencatat selama 65 tahun perjalanan bangsa Indonesia, Pancasila telah teruji mampu melampaui ruang, waktu dan dimensi perubahan sosial.

Bahkan hingga sekarang tetap kokoh menjadi landasan dalam penyelenggaraan kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan, ujar Dr Ahmad Farhan.

Ia mengingatkan, ada empat pilar utama yang menjadi konsensus dasar yang selama ini menopang tegaknya RI, meliputi Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.

"Ujian terhadap pilar-pilar utama itu datang silih berganti, bahkan di era globalisasi dan transformasi nasional, juga dihadapkan pada tantangan terhadap empat pilar utama negara itu," katanya.

Oleh sebab itu, terhadap berbagai rongrongan untuk mengoyahkan kekuatan pilar-pilar tersebut, bangsa Indonesia harus mampu mencegah, bahkan meneguhkan bahwa Pancasila sebagai dasar negara, falsafah dan pandangan hidup bangsa adalah sesuatu yang sudah final.

Pancasila mampu menumbuhkan idealisme yang dapat memberikan harapan yang maksimal kepada masyarakat dalam mewujudkan cita-cita bangsa, ujar Dr Ahmad Farhan.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010