London (Antara Bali) - Produk pertanian Indonesia memiliki posisi yang strategis bagi perdagangan Indonesia-Italia yang pada 2012 mencapai 3,8 miliar dolar AS dengan surplus Indonesia sebesar  753 juta dolar AS.

Hal itu disampaikan Dubes RI di Roma, August Parengkuan dalam sambutan pada pembukaan program Sosialisasi Kebijakan Pengembangan dan Ekspor Impor Produk Pertanian di Roma, demikian Kepala Fungsi Pensosbud, KBRI Nindarsari Utomo kepada ANTARA London, Selasa.

Sosialisasi menghadirkan Dubes RI di Brussel Arif Havaz Oegroseno, Sekjen Kementerian Pertanian Hari Priyono, Kepala Badan Karantina Pertanian Banun Harpini dan Kepala Pusat Kerjasama Luar Negeri Kemtan, Dr. Suryadi Abdul Munir serta pembicara tamu Direktur Divisi II Produk Pertanian, Ditjen Perdagangan Internasional, Kementerian Pembangunan Ekonomi Italia Anna Flavia Pascarelli.

Sosialisasi pengembangan kebijakan dan eskpor impor produk pertanian yang diselenggarakan KBRI Roma, Senin dihadiri Atase Pertanian, Atase perdagangan dan Pejabat Fungsi Ekonomi Perwakilan Indonesia di Eropa.

Dubes August Parengkuan mengatakan dari sepuluh besar komoditas utama ekspor Indonesia ke Italia, empat di antaranya adalah berasal dari komoditas produk pertanian bahkan salah satunya menduduki peringkat pertama yaitu kelapa sawit dengan nilai 675,2 juta dolar AS, Biodiesel 383,4 juta dolar.

Selain itu produk karet dengan nilai 89,9 juta dolar AS dan kopi 58,6 juta dolar AS disamping produk pertanian lainnya yang telah masuk ke pasar Italia seperti kopra, sayur-sayuran, pala dan buah-buahan.

Dikatakannya besarnya kontribusi produk pertanian bagi dinamika perdagangan internasional khususnya di kawasan Eropa dan mengingat pada era globalisasi yang menimbulkan persaingan semakin ketat dari negara penghasil produk pertanian.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Hari Priyono menyatakan setidaknya terdapat lima tantangan besar sektor pertanian di masa mendatang. Tantangan ini bersifat multidimensi dan membutuhkan perhatian. Salah satu tantangan utama adalah meningkatkan pendapatan petani yang sebagian besar memiliki lahan di bawah 0,5 hektare, ujarnya. (*/ADT)

Pewarta:

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013