Denpasar (Antara Bali) - Komisi Pemilihan Umum Kota Denpasar melantik 25 anggota relawan demokrasi yang akan membantu menyosialisasikan tahapan Pemilu 2014 sebagai upaya meningkatkan partisipasi pemilih.
"Setelah dilantik hari ini, mereka akan segera bekerja sampai dengan waktu pelaksanaan pemilu legislatif pada 9 April 2014," kata Ketua KPU Kota Denpasar I Gede Jhon Darmawan di sela-sela pelantikan relawan demokrasi, Senin.
Pada pelantikan itu, relawan demokrasi yang dibentuk tersebut sudah memenuhi lima segmen masyarakat yang dipersyaratkan oleh KPU Pusat yakni dari kelompok pemuka agama, kaum marginal, perempuan, pemilih pemula, dan penyandang disabilitas.
"Jika dari kalangan mereka sendiri yang menyosialisasikan perihal pemilu dan pentingnya memilih, tentunya akan lebih mengena dibandingkan KPU terjun langsung ke kelompok-kelompok itu. Contohlah untuk menyasar pemilih pemula, menjadi lebih efektif sosialisasi apabila dilakukan oleh pelajar dan mahasiswa dengan penggunaan bahasa-bahasa yang akrab di kalangan generasi muda," ujarnya.
Sebelum relawan demokrasi itu terjun pada kelompoknya masing-masing, KPU Kota Denpasar akan memberikan pembekalan, pelatihan (TOT), hingga diskusi kelompok terfokus.
"Diskusi kelompok terfokus (FGD) juga dapat difasilitasi dengan menyasar masing-masing segmen. Intinya, kami berharap dengan berbagai kegiatan tersebut mereka dapat membantu KPU untuk membuka kesadaran dan pemahaman masyarakat pentingnya menggunakan hak pilih," ujarnya.
Pihaknya menargetkan partisipasi pemilih di Kota Denpasar pada Pemilu 2014 dapat mencapai kisaran 75-80 persen atau dengan kata lain meningkat dibandingkan tingkat partisipasi pemilih pada Pileg 2009 dan Pilkada Bali pada 15 Mei 2013.
"Di sisi lain, kalau penyelenggara pemilu sukses melakukan penyisiran pemilih dan berhasil dimasukkan dalam DPT kemungkinan juga akan meningkatkan partisipasi pemilih," ucapnya.
Menurut Jhon, ketidakhadiran pemilih saat pencoblosan bisa jadi karena mereka tidak menerima surat panggilan, sementara petugas sulit menemukan alamat pemilih tersebut yang disebabkan terlalu sering berpindah domisi. Apalagi urbanisasi di Denpasar juga cukup tinggi.
Sementara itu, I Nyoman Alit Putrawan, salah satu relawan demokrasi mengatakan ketertarikannya untuk turut menjadi agen sosialisasi KPU tersebut karena prihatin melihat menurunnya partisipasi pemilih pada setiap pelaksanaan pemilu di Indonesia.
"Sebagai warga negara saya merasa terpanggil untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya pemilu untuk menentukan kebijakan negara dalam lima tahun ke depan," katanya.
Alit yang juga akademisi di Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar itu menambahkan, dengan menjadi relawan demokrasi dapat turut menciptakan persamaan persepsi di masyarakat betapa pentingnya pemilu dalam menciptakan masyarakat adil dan makmur. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Setelah dilantik hari ini, mereka akan segera bekerja sampai dengan waktu pelaksanaan pemilu legislatif pada 9 April 2014," kata Ketua KPU Kota Denpasar I Gede Jhon Darmawan di sela-sela pelantikan relawan demokrasi, Senin.
Pada pelantikan itu, relawan demokrasi yang dibentuk tersebut sudah memenuhi lima segmen masyarakat yang dipersyaratkan oleh KPU Pusat yakni dari kelompok pemuka agama, kaum marginal, perempuan, pemilih pemula, dan penyandang disabilitas.
"Jika dari kalangan mereka sendiri yang menyosialisasikan perihal pemilu dan pentingnya memilih, tentunya akan lebih mengena dibandingkan KPU terjun langsung ke kelompok-kelompok itu. Contohlah untuk menyasar pemilih pemula, menjadi lebih efektif sosialisasi apabila dilakukan oleh pelajar dan mahasiswa dengan penggunaan bahasa-bahasa yang akrab di kalangan generasi muda," ujarnya.
Sebelum relawan demokrasi itu terjun pada kelompoknya masing-masing, KPU Kota Denpasar akan memberikan pembekalan, pelatihan (TOT), hingga diskusi kelompok terfokus.
"Diskusi kelompok terfokus (FGD) juga dapat difasilitasi dengan menyasar masing-masing segmen. Intinya, kami berharap dengan berbagai kegiatan tersebut mereka dapat membantu KPU untuk membuka kesadaran dan pemahaman masyarakat pentingnya menggunakan hak pilih," ujarnya.
Pihaknya menargetkan partisipasi pemilih di Kota Denpasar pada Pemilu 2014 dapat mencapai kisaran 75-80 persen atau dengan kata lain meningkat dibandingkan tingkat partisipasi pemilih pada Pileg 2009 dan Pilkada Bali pada 15 Mei 2013.
"Di sisi lain, kalau penyelenggara pemilu sukses melakukan penyisiran pemilih dan berhasil dimasukkan dalam DPT kemungkinan juga akan meningkatkan partisipasi pemilih," ucapnya.
Menurut Jhon, ketidakhadiran pemilih saat pencoblosan bisa jadi karena mereka tidak menerima surat panggilan, sementara petugas sulit menemukan alamat pemilih tersebut yang disebabkan terlalu sering berpindah domisi. Apalagi urbanisasi di Denpasar juga cukup tinggi.
Sementara itu, I Nyoman Alit Putrawan, salah satu relawan demokrasi mengatakan ketertarikannya untuk turut menjadi agen sosialisasi KPU tersebut karena prihatin melihat menurunnya partisipasi pemilih pada setiap pelaksanaan pemilu di Indonesia.
"Sebagai warga negara saya merasa terpanggil untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya pemilu untuk menentukan kebijakan negara dalam lima tahun ke depan," katanya.
Alit yang juga akademisi di Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar itu menambahkan, dengan menjadi relawan demokrasi dapat turut menciptakan persamaan persepsi di masyarakat betapa pentingnya pemilu dalam menciptakan masyarakat adil dan makmur. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013