Konferensi tingkat menteri negara-negara anggota Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) segera digelar di Nusa Dua, Bali, pada 2-6 Desember 2013.
Selain peluang, pertemuan tingkat menteri yang membahas perdagangan bebas pada 2020, bagi Indonesia juga bakal menjadi hambatan.
Sebagai tuan rumah, tentu Indonesia memiliki banyak peluang untuk memanfaatkan potensinya di pasar global. Namun rivalitas Roberto Azevedo dan Mari Elka Pangestu dalam perebutan kursi ketua WTO beberapa waktu lalu juga menjadi catatan tersendiri. Apalagi dalam persaingan tersebut, Azevedo lah pemenangnya.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan kemungkinan besar akan mencapai kesepakatan mengenai kemudahan dalam rantai pasokan (supply-chain) dan mengenai ekspor yang artinya apabila dicapai suatu kesepakatan, maka akan ada pengurangan hambatan-hambatan terkait regulasi seperti masalah pajak dan bea-cukai.
Untuk masalah ekspor akan memberikan jaminan bahwa barang yang berasal dari suatu negara dapat diekspor lagi (re-export guarantee).
Selain fasilitas perdagangan dan masalah ekspor, beberapa elemen dari perundingan di bidang pertanian dan isu-isu pembangunan termasuk kepentingan negara berkembang dan negara kurang berkembang LDCs juga akan dirundingkan.
Indonesia memiliki potensi sumber daya manusia yang tinggi selain sumber daya alam yang relatif lengkap. Saat ini komposisi SDM Indonesia merupakan kekuatan terbesar di ASEAN dan nomor tiga di ASIA setelah China dan India. Komposisi penduduk ini didominasi oleh masyarakat usia produktif yang diharapkan dapat membawa Indonesia menjadi pemimpin ekonomi di ASEAN sehingga dapat memberikan kepercayaan diri yang tinggi untuk menyambut pasar bebas dunia Tahun 2020.
Selain itu pengembangan UMKM melalui kementerian terkait dengan pemberian bantuan modal (microcredit) kerja patut diapresiasi. Kebijakan ini dipandang telah berhasil menciptakan wirausahawan-wirausahawan baru yang menyokong pondasi ekonomi Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, komposisi pengusaha Indonesia saat ini didominasi oleh UMKM mencapai 99,99 persen dan menyumbang 57,94 persen pada PDB tahun 2011.
Dengan komposisi UMKM yang sangat besar itu seharusnya kontribusi pada PDB harus dapat ditingkatkan lagi. Dengan diberlakukannya komunitas ekonomi ASEAN pada tahun 2015 nanti diharapkan Indonesia bisa bersaing dengan pemberdayaan UMKM sesuai dengan kesepakatan APEC pada pertemuan bulan Oktober lalu yang salah satunya adalah memfasilitasi dan memperkuat Usaha Mikro dan Kecil Menengah.
Dengan potensi yang besar ini harus ada keselarasan program dari pemerintah dengan pihak swasta agar dapat membangun kekuatan ekonomi yang optimal sehingga kesepakatan yang dicapai pada KTM desember 2013 ini benar-benar memberikan manfaat bagi Indonesia bukan hanya menguntungkan negara maju.
*) Mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Denpasar
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Selain peluang, pertemuan tingkat menteri yang membahas perdagangan bebas pada 2020, bagi Indonesia juga bakal menjadi hambatan.
Sebagai tuan rumah, tentu Indonesia memiliki banyak peluang untuk memanfaatkan potensinya di pasar global. Namun rivalitas Roberto Azevedo dan Mari Elka Pangestu dalam perebutan kursi ketua WTO beberapa waktu lalu juga menjadi catatan tersendiri. Apalagi dalam persaingan tersebut, Azevedo lah pemenangnya.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan kemungkinan besar akan mencapai kesepakatan mengenai kemudahan dalam rantai pasokan (supply-chain) dan mengenai ekspor yang artinya apabila dicapai suatu kesepakatan, maka akan ada pengurangan hambatan-hambatan terkait regulasi seperti masalah pajak dan bea-cukai.
Untuk masalah ekspor akan memberikan jaminan bahwa barang yang berasal dari suatu negara dapat diekspor lagi (re-export guarantee).
Selain fasilitas perdagangan dan masalah ekspor, beberapa elemen dari perundingan di bidang pertanian dan isu-isu pembangunan termasuk kepentingan negara berkembang dan negara kurang berkembang LDCs juga akan dirundingkan.
Indonesia memiliki potensi sumber daya manusia yang tinggi selain sumber daya alam yang relatif lengkap. Saat ini komposisi SDM Indonesia merupakan kekuatan terbesar di ASEAN dan nomor tiga di ASIA setelah China dan India. Komposisi penduduk ini didominasi oleh masyarakat usia produktif yang diharapkan dapat membawa Indonesia menjadi pemimpin ekonomi di ASEAN sehingga dapat memberikan kepercayaan diri yang tinggi untuk menyambut pasar bebas dunia Tahun 2020.
Selain itu pengembangan UMKM melalui kementerian terkait dengan pemberian bantuan modal (microcredit) kerja patut diapresiasi. Kebijakan ini dipandang telah berhasil menciptakan wirausahawan-wirausahawan baru yang menyokong pondasi ekonomi Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, komposisi pengusaha Indonesia saat ini didominasi oleh UMKM mencapai 99,99 persen dan menyumbang 57,94 persen pada PDB tahun 2011.
Dengan komposisi UMKM yang sangat besar itu seharusnya kontribusi pada PDB harus dapat ditingkatkan lagi. Dengan diberlakukannya komunitas ekonomi ASEAN pada tahun 2015 nanti diharapkan Indonesia bisa bersaing dengan pemberdayaan UMKM sesuai dengan kesepakatan APEC pada pertemuan bulan Oktober lalu yang salah satunya adalah memfasilitasi dan memperkuat Usaha Mikro dan Kecil Menengah.
Dengan potensi yang besar ini harus ada keselarasan program dari pemerintah dengan pihak swasta agar dapat membangun kekuatan ekonomi yang optimal sehingga kesepakatan yang dicapai pada KTM desember 2013 ini benar-benar memberikan manfaat bagi Indonesia bukan hanya menguntungkan negara maju.
*) Mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Denpasar
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013