Gianyar (Antara Bali) - Budayawan Bali I Wayan Geriya menilai politikus keliru dalam menerapkan konsep dinasti di beberapa daerah karena justru mengarah pada sikap serakah dan mengabaikan kepentingan rakyat.

"Politik dinasti sah-sah saja diterapkan, seperti di Inggris yang justru raja dan ratu di sana lebih mementingkan rakyatnya," katanya di sela-sela bedah buku karyanya berjudul "Pembangunan Berwawasan Budaya" di Kabupaten Gianyar, Rabu.

Namun di Indonesia politik dinasti sering kali memberikan peluang kepada politikus untuk berbuat korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Dalam kesempatan itu dia memaparkan konsep politik berwawasan budaya yang terbagi dalam dua bagian, yakni mementingkan dirinya sendiri (narsisme) dan mementingkan masyarakat umum (asketik).

Wayan Geriya menyebutkan konsep asketik sudah diterapkan oleh Kesultanan Yogyakarta dahulu kala dan di Bali pada era Kerajaan Waturenggong.

"Politik asketik cenderung mementingkan kepentingan masyarakat luas dibandingkan konsep politik narsis. Politik dinasti boleh saja, asalkan tidak KKN," ujarnya. (WRA) 

Pewarta: Oleh I Made Surya

Editor : I Gede Wira Suryantala


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013