Pekanbaru (Antara Bali) - Mantan Panglima TNI Jendral Purnawirawan Djoko Santoso mengatakan bahwa niatnya menjadi calon presiden adalah untuk melunasi utang sejarah sebagai anak bangsa.
"Saya akui saya Nyapres karena panggilan tugas untuk melunasi utang sejarah sebagai anak bangsa. Selama 35 tahun saya mimpin d TNI belum cukup untuk lunasi utang sejarah," kata Djoko Santoso pada saat pelantikan DPW Gerakan Indonesia ASA (Adil, Sejahtera, Aman) Riau di Pekanbaru, Minggu.
Djoko Santoso sendiri merupakan penggagas Gerakan Indonesia ASA. Gerakan yang bertujuan untuk mewujudkan Indonesia yang adil, sejahtera, dan aman. Saat ini di kepengurusan ia adalah Ketua Dewan Pembina.
Menurutnya generasi 45 telah melunasi utangnya kepada bangsa Indonesia dengan memberikan kemerdekaan. Generasi sekarang ini menurutnya belum lagi bisa membayar utangnya kepada bangsa karena setelah 68 tahun merdeka masih banyak rakyat yang tidak sejahtera.
Hal ini terjadi menurutnya karena sistem Kapitalisme dan Liberalisme yang dipraktekkan selama kemerdekaan. Sistem tersebut membuat Indonesia terpecah belah menjadi dua golongan.
"Golongan itu adalah golongan kaya yang semakin kaya dan golongan miskin yang semakin miskin," katanya.
Pada zaman dulu saat masih ada kerajaan Siak di Riau, satu rupiah itu adalah 2,5 Dollar. Sekarang dengan sistem kapitalisme dan liberalisme meruntuhkan derajat Indonesia dimana 1 Dollar telah mencapai Rp 11 ribu lebih.
Indonesia menurutnya perlu kembali mengulang kejayaan tersebut. Pada abad ke-7 Sriwijaya menjadi kerajaan tangguh lalu diikuti oleh Majapahit. Djoko Santoso bertekad dengan kerja kerasnya sebelum 100 tahun Indonesia merdeka, Indonesia telah harus sejahtera.
Caranya tidak lain dan tidak bukan adalah kembali kepada Pancasila dan UUD 45 sekaligus membuang sistim Kapitalisme dan Liberalisme.
Meskipun belum ada kendaraan politik, ia yakin jika yang berbuat adalah panggilan tugas semua itu akan pasti terwujud tanpa harus berkoar-koar sebelum waktunya. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Saya akui saya Nyapres karena panggilan tugas untuk melunasi utang sejarah sebagai anak bangsa. Selama 35 tahun saya mimpin d TNI belum cukup untuk lunasi utang sejarah," kata Djoko Santoso pada saat pelantikan DPW Gerakan Indonesia ASA (Adil, Sejahtera, Aman) Riau di Pekanbaru, Minggu.
Djoko Santoso sendiri merupakan penggagas Gerakan Indonesia ASA. Gerakan yang bertujuan untuk mewujudkan Indonesia yang adil, sejahtera, dan aman. Saat ini di kepengurusan ia adalah Ketua Dewan Pembina.
Menurutnya generasi 45 telah melunasi utangnya kepada bangsa Indonesia dengan memberikan kemerdekaan. Generasi sekarang ini menurutnya belum lagi bisa membayar utangnya kepada bangsa karena setelah 68 tahun merdeka masih banyak rakyat yang tidak sejahtera.
Hal ini terjadi menurutnya karena sistem Kapitalisme dan Liberalisme yang dipraktekkan selama kemerdekaan. Sistem tersebut membuat Indonesia terpecah belah menjadi dua golongan.
"Golongan itu adalah golongan kaya yang semakin kaya dan golongan miskin yang semakin miskin," katanya.
Pada zaman dulu saat masih ada kerajaan Siak di Riau, satu rupiah itu adalah 2,5 Dollar. Sekarang dengan sistem kapitalisme dan liberalisme meruntuhkan derajat Indonesia dimana 1 Dollar telah mencapai Rp 11 ribu lebih.
Indonesia menurutnya perlu kembali mengulang kejayaan tersebut. Pada abad ke-7 Sriwijaya menjadi kerajaan tangguh lalu diikuti oleh Majapahit. Djoko Santoso bertekad dengan kerja kerasnya sebelum 100 tahun Indonesia merdeka, Indonesia telah harus sejahtera.
Caranya tidak lain dan tidak bukan adalah kembali kepada Pancasila dan UUD 45 sekaligus membuang sistim Kapitalisme dan Liberalisme.
Meskipun belum ada kendaraan politik, ia yakin jika yang berbuat adalah panggilan tugas semua itu akan pasti terwujud tanpa harus berkoar-koar sebelum waktunya. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013