Nusa Dua (Antara Bali) - Pementasan sendratari Kebo Iwa oleh Sanggar Sasi Wimba Denpasar di ajang "Nusa Dua Fiesta" (NDF) ke-16, mampu memukai penonton dari masyarakat lokal maupun wisatawan asing.

Kesenian tersebut sangat atraktif dan benar-benar menghibur. Karena seni drama dan tari itu ditata secara apik, sehingga alur cerita yang diangkat betul-betul sampai pada penonton.

"Ada sekitar 85 seniman yang mendukung garapan berdurasi 35 menit itu. Kami ingin menyajikan garapan seni terbaik. NDF ini kan ajang bergengsi, tidak mungkinlah menampilkan garapan yang sembarangan," kata Pemimpin Sanggar Sasi Wimba Denpasar, Ida Ayu Wimba Ruspawati, SST, M.Sn di Nusa Dua, Bali, Senin.

Ia mengatakan garapan ini melibatkan koreografer Ida Bagus Gede Surya Pradanta. Ia tidak hanya menata gerak tari, tetapi juga menata seisi panggung tersebut.

"Ini kan bukan pertunjukan seni tari saja, sehingga semuanya harus saling mendukung. Properti, komposisi penari dan yang terpenting kostumnya," katanya.

Sementara I Wayan Darya, S.Sn yang dipercaya sebagai komposer juga menata apik iringan musiknya. Selain menyajikan gending-gending tradisional Bali, juga memadukannya dengan musik tardisional Jawa.

"Iringan musik itu harus mendukung suasana sehingga kami menatanya sesuai dengan cerita yang ada," katanya.

Sedangkan untuk pengisi suara atau narator mempercayakan Kadek Suartaya dan Bagus Bharata Natya sebagai dalang.

Sendratari ini mengisahkan perjalanan Kebo Iwa menjadi seorang pahlawan sejati. Ia dijanjikan gadis cantik bernama Putri Lemah Tulis oleh Maha Patih Gajah Mada demi persatuan Nusantara. Padahal itu adalah tipu muslihat agar Bali bisa ditundukan karena misi Gajah Mada menyatukan Nusantara.

Namun, sebelum berangkat ke Jawa, Kebo Iwa sempat bersembahyang di Pura Uluwatu. Oleh Bhatara di pura tersebut Kebo Iwa dianugrahkan dua buah batu untuk keselamatan dirinya dan kejayaan Pulau Bali.

Satu batu ditaruh di Bali dan satunya dibawa ke Jawa. Tetapi, sebelum berangkat batu itu jatuh di pantai selatan Bali dan pecah menjadi dua.

Batu itu kemudian membesar menjadi sebuah pulau karang. Kebo Iwa kemudian mendoakan pulau itu agar dapat memberikan berkah kesejahteraan dan ketenteraman bagi penghuni penduduk di sana. Pulau itu kemudian diberi nama Nusa Dua.

Kebo Iwa kemudian berangkat ke Jawa. Namun, sebelum bertemu dengan Putri Lemah Tulis, Kebo Iwa ditugaskan membuat sumur. Sedang seriusnya membuat sumur, rakyat Gajah Mada kemudian menimbun sumur dengan batu.

Tapi Kebo Iwa tak mempan karena ia sakti mandra guna. Tahu akan sifat buruk Gajah Mada, maka terjadi perang tanding.

Gajah mada tak mampu mengalahkan Kebo Iwa. Patih Raja Bali ini kemudian menanyakan apa maksud dari kepalsuan itu.

Gajah Mada kemudian menceritakan maksudnya untuk menyatukan Nusantara karena ada sumpah palapa yang harus dijalankannya. Mendengar hal itu, Kebo Iwa kemudian memberitahukan kelemahannya yakni kapur putih. Maka dilemparkan Kebo Iwa dengan kapur putih yang akhirnya gugur. (LHS)

Pewarta: Oleh I Komang Suparta

Editor : Ni Luh Rhismawati


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013