Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta generasi muda untuk meneladani semangat kepahlawanan di Pulau Dewata yakni "puputan" atau berjuang secara maskimal untuk meningkatkan daya saing menjelang perdagangan bebas di kawasan ASEAN (AFTA) 2015.
"Program pembangunan tak hanya untuk menyejahterakan tetapi membangun karakter masyarakat Bali yang berpegang kepada nilai kearifan lokal seperti jengah, semangat `puputan`, dan `sutindih` (kuat dan tak mudah tersinggung)," ujar Pastika saat melakukan simakrama (tatap muka) dengan ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Persatuan Mahasiswa Hukum Indonesia (Permahi) Provinsi Bali, di Denpasar, Minggu.
Menurut dia, generasi muda saat ini dituntut untuk meningkatakan daya saing yakni salah satunya dengan melengkapi keterampilan diri agar bisa bersaing dengan sumber daya manusia dari negara lain di kawasan ASEAN.
Mantan Kepala Polda Bali itu menjelaskan bahwa khusus bagi masyarakat di Pulau Dewata, upaya peningkatan daya saing merupakan salah satu cara yang prioritas dilakukan mengingat Bali tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah.
Ia mengingatkan kepada mahasiswa dari seluruh Bali itu untuk memanfaatkan waktu luang yang ada dengan mengisi kegiatan positif dan menimba ilmu dan mengasah keterampilan agar tak kalah saing.
"Pada AFTA 2015 nanti, tarif barang akan mendekati nol. Kalau sudah mendekati nol, maknanya adalah persaingan. Hanya dengan meningkatkan daya saing bisa menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN," ucapnya. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Program pembangunan tak hanya untuk menyejahterakan tetapi membangun karakter masyarakat Bali yang berpegang kepada nilai kearifan lokal seperti jengah, semangat `puputan`, dan `sutindih` (kuat dan tak mudah tersinggung)," ujar Pastika saat melakukan simakrama (tatap muka) dengan ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Persatuan Mahasiswa Hukum Indonesia (Permahi) Provinsi Bali, di Denpasar, Minggu.
Menurut dia, generasi muda saat ini dituntut untuk meningkatakan daya saing yakni salah satunya dengan melengkapi keterampilan diri agar bisa bersaing dengan sumber daya manusia dari negara lain di kawasan ASEAN.
Mantan Kepala Polda Bali itu menjelaskan bahwa khusus bagi masyarakat di Pulau Dewata, upaya peningkatan daya saing merupakan salah satu cara yang prioritas dilakukan mengingat Bali tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah.
Ia mengingatkan kepada mahasiswa dari seluruh Bali itu untuk memanfaatkan waktu luang yang ada dengan mengisi kegiatan positif dan menimba ilmu dan mengasah keterampilan agar tak kalah saing.
"Pada AFTA 2015 nanti, tarif barang akan mendekati nol. Kalau sudah mendekati nol, maknanya adalah persaingan. Hanya dengan meningkatkan daya saing bisa menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN," ucapnya. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013