Tabanan (Antara Bali) - Warga Desa Adat Bongan, Kabupaten Tabanan, merayakan Kuningan sebagai hari suci umat Hindu di Bali dengan tradisi "Mesuryak", Sabtu.

Mesuryak yang berarti suka-cita itu, anak-anak dan remaja di Desa Adat Bongan bergerombol di halaman rumah keluarga berada. Tuan rumah pun keluar sambil menghambur-hamburkan uang yang kemudian diperebutkan oleh remaja dan anak-anak.

Menurut Kepala Dusun Adat Bongan Gede, I Made Wardana, Mesuryak merupakan ritual untuk membekali leluhur mereka dalam perjalanan kembali menuju surga.

Sebelumnya arwah para leluhur yang mendahului mereka diyakini pulang ke rumah keluarganya yang masih hidup pada Hari Raya Galungan yang jatuh pada 10 hari sebelum Hari Raya Kuningan.

"Pada saat kembali menuju surga itulah kami membekalinya melalui ritual Mesuryak," kata Wardana.

Pemberian bekal itu disimbolkan dengan menyebar uang di jalan atau di halaman rumah warga sesuai kondisi ekonomi masing-masing, mulai dari uang receh hingga uang kertas yang jumlahnya bisa mencapai jutaan rupiah.

Sebelum menggelar ritual itu, umat Hindu di Desa Adat Bongan melakukan persembahyangan di pura Tri Kahyangan atau tiga pura yang wajib ada di desa adat, yakni Pura Desa (tempat bersemayamnya Dewa Brahma), Pura Puseh (tempat bersemayamnya Dewa Wisnu), dan Pura Dalem (tempat bersemayamnya Dewa Siwa).

Warga pulang dengan membawa sesajen yang dilanjutkan dengan Mesuryak.

Dahulu kala masyarakat Desa Adat melakukan Mesuryak dengan menggunakan uang kepeng. Namun seiring perkembangan zaman, uang kepeng diganti dengan uang logam dan uang kertas.

Saat uang itu disebar ke udara, terjadilah perebutan antara anak-anak dan remaja yang berkumpul di depan rumah warga. (M038)

Pewarta: Oleh Suar Eka Buana

Editor : M. Irfan Ilmie


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013