Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta menghadiri acara ritual keagamaan di Pura Desa Tegal Tamu, Kabupaten Gianyar, Kamis.

"Upacara ritual dalam tingkatan paling tinggi ini tentunya akan dapat terlaksana dengan baik dan lancar apabila dilaksanakan secara bersama-sama dengan sistem gotong-royong," katanya.

Menurut dia, upacara ritual merupakan bentuk "swadharma" atau perbuatan ketulusan hati umat Hindu.

Sudikerta lebih lanjut mengatakan kemajuan dan perkembangan dunia yang terus berkembang tentu akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat Bali.

Oleh karena itu, dia meminta masyarakat selalu waspada terhadap perkembangan dunia dengan tetap menjaga ajaran agama, adat, dan budaya Bali.

Sementara itu, I Gusti Ngurah Pertuagung selaku Panitia Upacara Ritual Pura Desa Tegal Tamu mengemukakan bahwa ritual tersebut tertulis dalam prasasti berangka tahun 1650 Masehi.

Dalam prasasti tersebut tertulis pada awalnya masyarakat Tegal Tamu berjumlah 125 orang yang berasal dari seluruh warga yang dipimpin oleh Ida Anglurah Agung Tegeh Kori.

"Setelah empat generasi, yakni pada tahun 1803 warga Tegal Tamu baru bisa membangun "parahyangan" (pura) yaitu Pura Desa, Pura Dalem dan Pura Puseh," ujarnya.

Persiapan pelaksanaan ritual itu dilakukan sejak 25 Juli 2013 yang diawali diawali dengan upacara "nyukat genah" (tempat yang disucikan) dan lainnya.

Pada acara tersebut hadir juga Ketua PHDI Bali Gusti Ngurah Sudiana, Rektor ISI Denpasar, kepala desa adat se-Kecamatan Sukawati , dan beberapa tamu undangan.(LHS)

Pewarta: Oleh I Komang Suparta

Editor : Ni Luh Rhismawati


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013