Denpasar (Antara Bali) - Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) bekerja sama badan internasional di bawah PBB yang meneliti masalah efek radiasi (UNSCEAR) menyosialisasikan efek radiasi melalui konferensi di Denpasar, Kamis.
"Konferensi membahas tentang koordinasi dan kolaborasi antarnegara dalam pengumpulan data pajanan dan dosis radiasi serta efek radiasi pada kesehatan lingkungan di negara masing-masing," kata Kepala Biro Kerja Sama, Hukum, dan Hubungan Masyarakat Batan Estoped MD.
Kegiatan itu didukung sepenuhnya oleh Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), dan Perhimpunan Onkologi Radiasi Indonesia (PORI).
Selain itu, Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia (PDSRI) dan Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia turut mendukung konferensi tersebut.
Estoped menyebutkan konferensi tersebut diikuti 23 peserta dari Indonesia, Inggris, Argentina, Thailand, Malaysia, Korea Selatan, dan austria.
Ia berharap konferensi tersebut dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat mengenai dampak radiasi. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Konferensi membahas tentang koordinasi dan kolaborasi antarnegara dalam pengumpulan data pajanan dan dosis radiasi serta efek radiasi pada kesehatan lingkungan di negara masing-masing," kata Kepala Biro Kerja Sama, Hukum, dan Hubungan Masyarakat Batan Estoped MD.
Kegiatan itu didukung sepenuhnya oleh Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), dan Perhimpunan Onkologi Radiasi Indonesia (PORI).
Selain itu, Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia (PDSRI) dan Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia turut mendukung konferensi tersebut.
Estoped menyebutkan konferensi tersebut diikuti 23 peserta dari Indonesia, Inggris, Argentina, Thailand, Malaysia, Korea Selatan, dan austria.
Ia berharap konferensi tersebut dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat mengenai dampak radiasi. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013