Denpasar (Antara Bali) - Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Gede Pitana mengatakan potensi Bali, khususnya Kabupaten Bangli banyak memiliki seni dan budaya unik yang patut dilestarikan.
"Banyak potensi kesenian dan kebudayaan Kabupaten Bangli yang belum tergarap dan perlu dilestarikan," kata Gede Pitana saat membuka `Festival Danau Batur Kintamani Ke-3" di Batur, Kabupaten Bangli, Bali, Sabtu.
Ia mengatakan melalui kegiatan "Festival Danau Batur Kintamani" ini secara keberlanjutan akan mampu menggali dan melestarikan kesenian-kesenian yang ada di Kabupaten Bangli.
"Bangli sebenarnya dari dulu dikenal. Bahkan dari sejarah, bahwa Bangli memiliki peradaban kebudayaan yang unik dan kehidupan masyarakatnya. Terbukti adanya Kerajaan Bali Agung yang dikenal dengan Kerajaan Balingkang, dengan ketokohan Raja Jaya Pangus. Begitu juga masyarakat Bali Aga salah satunya yang bemukim di Trunyan," katanya.
Selain itu, kata dia, ketenaran Bangli, khususnya kawasan Kintamani hingga ke mancanegera sejak dulu, karena seorang antropolog dan fotografer dari Eropa sempat melakukan keliling dan melakukan penelitian serta membukukan hasil penelitiannya.
"Begitu juga seorang fotografer dari Eropa tersebut hasil jepretannya di kawasan Kintamani, termasuk keindahan Danau Batur dibuat dalam sebuah album foto. Kemudian mereka menyebarkan buku fotonya ke mancanegara," kata mantan Kepala Dinas Pariwisata Bali ini.
Oleh karena itu, kata dia, semua masyarakat harus berbangga memiliki objek wisata, baik alam maupun kebudayaan yang sampai sekarang cukup dikenal wisatawan domesitik dan asing.
"Wisatawan asing yang sempat saya temui, bahkan mengaku sengaja ke Pulau Dewata untuk tujuan wisatanya ke kawasan Kintamani, di antaranya keindahan Danau Batur, dan disekitarnya terbentang kaldera Gunung Batur yang saat ini telah masuk dalam kawasan `Geo Park` yang satu-satunya di Indonesia," katanya.
Pada acara "Festival Danau Batur Kintamani Ke-3" yang digelar hingga Minggu (22/9) menampilkan kesenian daerah dan pameran beberapa kerajinan tangan yang dikerjakan masyarakat setempat.
Selain itu. juga dipentaskan kesenian tradisional setiap malam, antara lain kesenian Calon Arang dan lagu-lagu daerah dengan artis yang cukup terkenal di Pulau Dewata.*(I020)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Banyak potensi kesenian dan kebudayaan Kabupaten Bangli yang belum tergarap dan perlu dilestarikan," kata Gede Pitana saat membuka `Festival Danau Batur Kintamani Ke-3" di Batur, Kabupaten Bangli, Bali, Sabtu.
Ia mengatakan melalui kegiatan "Festival Danau Batur Kintamani" ini secara keberlanjutan akan mampu menggali dan melestarikan kesenian-kesenian yang ada di Kabupaten Bangli.
"Bangli sebenarnya dari dulu dikenal. Bahkan dari sejarah, bahwa Bangli memiliki peradaban kebudayaan yang unik dan kehidupan masyarakatnya. Terbukti adanya Kerajaan Bali Agung yang dikenal dengan Kerajaan Balingkang, dengan ketokohan Raja Jaya Pangus. Begitu juga masyarakat Bali Aga salah satunya yang bemukim di Trunyan," katanya.
Selain itu, kata dia, ketenaran Bangli, khususnya kawasan Kintamani hingga ke mancanegera sejak dulu, karena seorang antropolog dan fotografer dari Eropa sempat melakukan keliling dan melakukan penelitian serta membukukan hasil penelitiannya.
"Begitu juga seorang fotografer dari Eropa tersebut hasil jepretannya di kawasan Kintamani, termasuk keindahan Danau Batur dibuat dalam sebuah album foto. Kemudian mereka menyebarkan buku fotonya ke mancanegara," kata mantan Kepala Dinas Pariwisata Bali ini.
Oleh karena itu, kata dia, semua masyarakat harus berbangga memiliki objek wisata, baik alam maupun kebudayaan yang sampai sekarang cukup dikenal wisatawan domesitik dan asing.
"Wisatawan asing yang sempat saya temui, bahkan mengaku sengaja ke Pulau Dewata untuk tujuan wisatanya ke kawasan Kintamani, di antaranya keindahan Danau Batur, dan disekitarnya terbentang kaldera Gunung Batur yang saat ini telah masuk dalam kawasan `Geo Park` yang satu-satunya di Indonesia," katanya.
Pada acara "Festival Danau Batur Kintamani Ke-3" yang digelar hingga Minggu (22/9) menampilkan kesenian daerah dan pameran beberapa kerajinan tangan yang dikerjakan masyarakat setempat.
Selain itu. juga dipentaskan kesenian tradisional setiap malam, antara lain kesenian Calon Arang dan lagu-lagu daerah dengan artis yang cukup terkenal di Pulau Dewata.*(I020)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013